Aku berjalan
ditengah kerumunan banyak orang. Aku mulai kembali coba memasuki dunia yang
dulu sempat kujauhi. Namun aku tetap merasa sendiri, ntah karena aku yang tak
peduli orang lain, atau karena aku merindukanmu. Aku rindu dengan semua suasana
kita yang dulu. Aku yang setiap saat kau temani walau hanya lewat suara. Kita
yang dulu begitu harmonis ntah mengapa berubah menjadi tragis. Aku rindu
manjamu, sayang.
Kini aku
yang bodoh atau kau yang tidak peka dengan semuanya. Cobalah pahami sayang.
Pahami sedikit hati ini. Aku rindu dengan suara manjamu, aku rindu dengan semua
hal konyol antara kita. Aku rindu semuanya sayang, aku rindu. Aku coba mencari
kesibukan agar tak terlalu rindu denganmu, tapi gagal. Kau terlalu terbiasa
hadir dalam hari-hariku, lalu aku harus membiasakan diri untuk tidak
merindukanmu? Aku tak bisa.
“Miss you
honey.” Aku rindu kata-kata itu sayang. Aku rindu suara manja ketika kau
mengatakan itu padaku. Kemana dirimu yang aku kenal sayang ? Kemana ? Adakah
yang bisa menggantikan posisiku kini ? Apakah kau telah temukan yang lebih baik
? Katakan sayang, katakan padaku agar aku siap menerima semua keputusanmu. Kau mengacuhkanku
dan seolah-olah menganggapku tak ada. Sebenarnya, aku siapamu ? Kekasihmu ?
Atau hanya teman ? Atau mungkin adikmu ? Atau mungkin aku hanya hiburan disaat
kau lelah ?