Design by : Riska Maghfira. Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 16 September 2014

Aku Yang Bodoh Atau Memang Kau yang Tak Peduli ?


            Aku berjalan ditengah kerumunan banyak orang. Aku mulai kembali coba memasuki dunia yang dulu sempat kujauhi. Namun aku tetap merasa sendiri, ntah karena aku yang tak peduli orang lain, atau karena aku merindukanmu. Aku rindu dengan semua suasana kita yang dulu. Aku yang setiap saat kau temani walau hanya lewat suara. Kita yang dulu begitu harmonis ntah mengapa berubah menjadi tragis. Aku rindu manjamu, sayang.
            Kini aku yang bodoh atau kau yang tidak peka dengan semuanya. Cobalah pahami sayang. Pahami sedikit hati ini. Aku rindu dengan suara manjamu, aku rindu dengan semua hal konyol antara kita. Aku rindu semuanya sayang, aku rindu. Aku coba mencari kesibukan agar tak terlalu rindu denganmu, tapi gagal. Kau terlalu terbiasa hadir dalam hari-hariku, lalu aku harus membiasakan diri untuk tidak merindukanmu? Aku tak bisa.
            “Miss you honey.” Aku rindu kata-kata itu sayang. Aku rindu suara manja ketika kau mengatakan itu padaku. Kemana dirimu yang aku kenal sayang ? Kemana ? Adakah yang bisa menggantikan posisiku kini ? Apakah kau telah temukan yang lebih baik ? Katakan sayang, katakan padaku agar aku siap menerima semua keputusanmu. Kau mengacuhkanku dan seolah-olah menganggapku tak ada. Sebenarnya, aku siapamu ? Kekasihmu ? Atau hanya teman ? Atau mungkin adikmu ? Atau mungkin aku hanya hiburan disaat kau lelah ?
           

Senin, 15 September 2014

Selamat Ulang Tahun Sayang

Kau adalah laki-laki yang mampu merebut hatiku dan mampu menjadikan aku sosok istimewa saat itu. Kau hadir hanya dengan lelucon yang membuatku tak bosan. Pertemuan singkat antara kita, hingga pada akhirnya yakin ingin menjalin hubungan denganmu. Laki-laki pekerja keras dan penyayang, itu lah sosok dirimu, sayang. Jarak usia kita yang terpaut jauh membuat aku harus lebih mengerti tentang keegoisan dan semua rutinitasmu.

Aku selalu ingin menjadikanmu adalah semangat dalam hidupku setelah semangat dari kedua orang tuaku. Laki-laki hebat yang hanya dengan senyuman dan manjanya mampu meluluhkan hatiku yang keras. Kehadiranmu membawa aku pada sebuah angan bahwa bahagia itu kita yang menciptakan.

Tanggal 4 September 2014.
Hari itu kau bertambah usia, hari dimana adalah hari kebahagiaanmu. Selamat ulang tahun sayang, selamat bertambah usia. Aku tak bisa memberikan banyak hal bahkan tak bisa memberikanmu sesuatu yang mahal. Hanya do’a dan hadiah kecil ini yang aku punya. Ku harap hadiah ini bisa kau gunakan disaat kau membutuhkannya.

AKANKAH LANTUNAN AYAT SUCI ITU KUDENGAR DARI LISANNYA ?


            Pagi itu kulihat dia terjaga dari tidurnya. Aku tak bisa melaksanakan shalat dikarenakan kedatangan tamu bulanan. Tentu tahu bagaimana istimewanya seorang wanita. Aku melihatnya masuk kedalam kamar mandi yang ada dikamar. Kulihat dia selesai mandi subuh itu. Kulihat dia mulai mengenakan baju kaos dan celana jeans yang biasa dia kenakan. Aku tak tahu dia ingin kemana, tapi yang pasti dia akan pergi. Dia mulai mengembangkan sajadah lalu melaksanakan shalat subuh. Dalam hatiku, kuberkata, “Ya Allah telah kulihat calon suamiku melaksanakan perintah-Mu. Tapi aku belum sempat melihat dia membuka lembaran-lembaran firman-Mu. Aku juga belum bisa mendengar suaranya melantunkan ayat-ayat indah itu. Kapankah akan kudengar itu ya Allah ?”
            Ya, aku tahu dia hanya calon suamiku dan hanya aku yang menyebutnya calon suami. Itupun jika nanti kedua orangtuaku merestui hubungan kami, jika tidak aku akan berusaha bagaimana caranya agar mereka merestui hubungan kami. Dari caranya menyayangiku, dia adalah sosok imam yang baik untukku. Dari caranya bertanggung jawab atas keluarganya adalah bukti bahwa nanti dia akan bertanggung jawab terhadap keluarga kecilnya. Kulihat bagaimana dia berjuang untuk keluarganya, dan itu bukti untuk yang kesekian kalinya bahwa dia adalah orang yang bertanggung jawab.
          

Istimewakah aku untukmu ?


             Diam bukan berarti aku tak menangis melihat kau yang sulit untuk memperlakukanku dengan istimewa. Apakah aku orang istimewa seperti yang kau katakan ? Apakah aku hanya pelarian belaka dikala kau lelah dan bosan ? Jawab tiap pertanyaan itu. Aku selalu menjadikan kau prioritas disaat semua aktivitasku telah selesai kutunaikan. Takkah kau sadari itu ? Takkah kau lihat bagaimana aku lelah menghadapi segala sesuatunya ? Namun pernahkah kau berpikir akan itu ?
            Istimewakah aku untukmu, sayang ? Jika tidak, jangan biarkan aku terlalu dalam untuk menjadikanmu istimewa dihidupku sedangkan kau tak bisa mengistimewakan aku dihidupmu. Aku tau aku bukanlah anggota dari keluargamu, aku hanya PACAR yang belum pasti akan jadi calon ISTRImu. Namun aku tak bisa memperlakukanmu sebagai pacar melainkan aku merasa punya tanggung jawab untuk mengurusi kehidupanmu layaknya aku sebagai seorang istri.
            Jika aku istimewa dihidupmu, aku mohon jangan perlakukan aku setengah-setengah. Kadang kau perlakukan aku dengan baik, namun kadang aku merasa kau tak pernah menganggapku ada. Jika memang semuanya takkan pernah baik, akhirilah sayang. Jangan buat aku semakin jatuh lalu tak mampu lagi berdiri untuk kembali menggenggam cinta yang meyakini hatiku bahwa aku akan bahagia. Aku berharap kau adalah yang terakhir dalam hidupku namun jika memang kau tak menginginkan itu, aku akan belajar melepaskan dengan ikhlas sayang. Dengan hati yang tulus aku biarkan kebahagiaan yang ingin aku genggam harus aku lepaskan.
          

Rabu, 30 Juli 2014

About You, my Future

Perkenalan kita yang dimulai hanya dengan komunikasi antara kau dan ayahku. Berujung pada keberanianku untuk memulai berkomunikasi denganmu. Kepercayaan ayah yang begitu besar padamu, kebanggaan ayah terhadapmu melebihi kebanggaan ayah terhadapku. Ayah selalu membanggakanmu dalam segala hal. Aku iri. Sangat iri. Kau bukan anak ayah, tapi ayah begitu membanggakanmu. Kita tak pernah bertemu. Mungkin bukan tak pernah, tapi belum pernah.

Ayah sosok laki-laki yang tegas dan keras. Bisa luluh ketika Beliau bercengkrama denganmu. Sebelum Ujian Nasional, aku mencoba mencari perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikanku. Namun ayah tak pernah pusing soal itu, karena ayah langsung berkata, "Gunadarma". Salah satu Universitas yang TI dan SI nya sangat unggul. Walaupun swasta, ayah tak pernah mempermasalahkan itu. Negeri ataupun swasta bagi ayah sama, hanya sistem pembelajaran yang berbeda.

Ayah tak menanyakan aku akan masuk jurusan apa. Ayah mempertanyakan padamu, kau jurusan apa. Begitu percayanya ayah terhadapmu. Ayah bukan tipe orang yang mudah menaruh rasa percaya terhadap orang lain. Tapi kau ? Kau mampu membuat ayah respect dan percaya terhadapmu. Setiap saat, ketika ayah bercerita denganku ataupun dengan keluarga besarku, namamu tak pernah berhenti ayah sebut. Ayah begitu membanggakanmu, sangat.


Selasa, 08 Juli 2014

Berhentilah !

Saat itu aku sedang asyik dengan rutinitasku. Tiba-tiba handphoneku berdering. Kubuka dan kubaca isi BBM itu.

"Sayang, maafkan aku.
Aku tak pernah bohong padamu. 
Aku benar-benar sakit. 
Tolong sayang percaya padaku kali ini. 
Aku berusaha semampuku untuk berubah menjadi yang lebih baik. 
Hanya untukmu. Takkah kau lihat perubahanku sayang ? 
Kembalilah. Aku janji takkan melukai hatimu lagi".

Minggu, 06 Juli 2014

Apakah semua laki-laki seperti itu ?

Kuingat semua kisah yang pernah aku jalani ataupun kisah teman-temanku yang sering bercerita tentang apa yang mereka alami. "Cowok itu hanya berjuang diawal, setelah itu lihatlah, kita lebih sering dicuekin bahkan kita ngerasa nggak dianggap."
Kalimatnya memang sangat kurasakan dalam hal apapun. Bagaimana tidak, mereka begitu berjuang diawal sebelum mendapatkan wanita yang diinginkan, setelah didapatkan, lihatlah apa yang terjadi. Mereka bahkan melakukan apa yang seharusnya tak pantas mereka lakukan, mulai dari berbicara kasar, jarang memberi kabar, selalu cuek dengan apa yang terjadi.


Kamis, 03 Juli 2014

Dekapanmu Ketenanganku, Bunda.

Malam itu aku termenung diatas ranjangku, aku menghadap kearah jendela, memandang langit yang tidak ditaburi bintang. Mataku mulai berkaca-kaca, detik demi detikpun berlalu, dan akhirnya airmata ini pun jatuh membasahi pipiku yang kering.

Kutanyakan dalam hatiku, "Ya Tuhan, apa aku benar-benar tak dapat merasakan cinta dan sayang yang tulus dari seorang laki-laki yang kucintai ? Kenapa aku selalu merasa tersakiti ? Kenapa aku selalu terluka dengan semua yang terjadi ? Aku tak menyalahkan takdir dan kehendak-Mu ya Allah, tapi takkah Kau izinkan aku sebentar saja merasakan kebahagiaan ?"

Rabu, 02 Juli 2014

Terlambat

Malam itu aku pergi dari mimpiku yang membawaku kepada sebuah kebahagiaan yang mungkin dulu sempat dijanjikan dan sempat ingin diwujudkan. Aku pergi dan menghilang dari mimpi itu. Seolah-olah aku tak ingin kembali kedunia mimpi. Aku ingin berada didunia nyata, agar aku bisa merasakan bukan hanya satu orang yang ingin membahagiakan aku. Tuhan, jika aku boleh meminta, aku ingin tak pernah bermimpi yang indah atau pun yang buruk, biarlah segala sesuatunya langsung terjadi didunia nyata. Terlalu perih bukan ? Sakit yang  pernah hilang aku rasakan kembali merobek-robek hati ini yang sempat telah tersusun rapi.


Kamis, 17 April 2014

Bukan aku yang menangis, tapi hatiku !

Kita jalani semuanya dengan indah, walaupun perdebatan tak pernah henti antara kita. Tapi kau katakan padaku bahwa itulah yang mendewasakan kita. Kau tau, aku sangat membanggakanmu didepan semua orang. Aku bangga memilikimu, aku bangga menjadi milikmu, aku bangga bisa menjadi bagian dari hidupmu. Tapi kesalahan yang sama selalu kau buat.

Aku lupakan kenangan masalaluku, aku lupakan orang yang pernah aku sayang, bahkan sangat kusayang demi dirimu. Demi menghargai kehadiranmu. Tapi apa yang kau lakukan ? Kau tanyakan tentang mantanmu padaku. Apa kau tak berfikir bagaimana kecewanya aku ? Bagaimana luka hatiku ?

Mungkin beberapa minggu yang lalu aku masih selalu meneteskan airmata ketika kau bicara tentang masalalumu. Tapi sekarang aku lelah untuk menangis. Aku lelah untuk meneteskan airmataku. Biarlah aku menahan tangis walau sakit didadaku. Aku diam untuk sekarang karena aku tak ingin memperburuk suasana, sayang. Aku ingin mempertahankanmu, tapi sikapmu menunjukkan bahwa aku tak pantas untuk bertahan denganmu.


Rabu, 26 Maret 2014

Untuk Mu yang Kurindukan.

Dinginnya malam mulai mencekamku.
Menusuk tulangku.
Hingga ngilu sendiku.
Angin yang berhembus,
Seolah-olah berkata "Kau Merindukanku"

Apakah benar ?
Dengarlah jeritan hati ini, sayang
Aku selalu merindukanmu,
Dalam tiap tidur, dan mimpiku
Izinkan aku bertemu denganmu, sayang
Walau hanya dalam hitungan jam.

Untukmu yang selalu kurindukan
Jauh mengajarkan aku menahan segala rindu yang terpendam.
Menjadikan aku sosok setia,
yang menunggumu hingga kembali dari negeri orang.


Sabtu, 22 Maret 2014

Kerinduanku tak terbendung

                 Malam itu aku terbaring diatas tempat tidurku membaca buku yang akan kupelajari esok. Aku melihat boneka Danbo mungil itu menghiasi meja belajar yang menjadi tempat favoritku. Terdengar Handphoneku yang bernada dering A Thousand Years. Tiba-tiba aku mengingat sosokmu yang gagah dan bijaksana. Yang mengajariku banyak hal dalam kehidupan.
                 Kadang aku merasa bodoh jika aku masih merindukanmu yang tak pantas kurindukan. Tapi ntahlah, Tuhan memberikan rasa rindu ini untukku, Tuhan memberikannya dengan sebuah ketulusan. Aku merindukan Danbo kecilku. Aku merindukan saat menangis bercerita denganmu, semua curhatanku denganmu. Akan kah kau ingat semua itu ?
                 Danbo boneka indah yang mungil yang saat itu kau berikan untukku, dihari spesial(Valentine). Boneka itu menyimpan banyak kenangan indah antara kau dan aku yang tak pernah menjadi KITA.
                 Kerinduanku pada sosok laki-laki dewasa itu tak bisa terbendung lagi. Aku rindu, sangat rindu. Akan kah kita bisa bersama kembali walau hanya sebagai teman ? Tuhan begitu sayang denganku hingga rasa sebagai seorang adek tak hilang untukmu. Aku rindu manjamu, aku rindu perhatianmu, aku rindu leluconmu. Aku rindu itu.
                  Akankah terulang masa-masa dulu ? Masa dimana aku menghabiskan waktuku bersamamu. Masa dimana kau begitu menghargai waktu yang aku sisihkan untukmu. Sekarang kau pergi dengan pilihan yang kau yakini akan bahagia. Pergilah. Kejar dan jaga cintamu. Jangan sia-siakan dia. Kuharap kau bahagia.
                  Malam ini aku memberanikan diri menulis tentangmu. Tentang Danbo kecilku yang manja. Kapan kau kembali, walau hanya dalam mimpiku ? Kapan saat bersamamu terulang lagi ?
Kerinduanku tak bisa kubendung lagi, aku rindu sosokmu yang tenang. Yang tau bagaimana aku.
Kembalilah, temani hari-hariku seperti dulu.

Dari aku pengagummu dalam do'a

Sabtu, 15 Maret 2014

Ayah bilang, Aku gadis Hebat

Suatu hari aku duduk diteras rumah, aku melihat indahnya langit malam. Kelap kelip bintang, dan terangnya sinar rembulan. Ayah tiba-tiba datang menghampiriku sambil mendekapku, lalu mengatakan, "Little Angelnya ayah tu hebat". Aku terkejut dan langsung melepas dekapan ayah.
"Maksud ayah ?".

Ayah perlahan menatap mataku dengan penuh cinta dan kasih sayangnya.
"Nak, ayah tau kau lelah belajar. Ayah tau kau capek. Lihatlah nak, matamu sudah seperti mata panda karena kekurangan tidur. Lihatlah rambutmu yang mulai rontok dan fisikmu yang mulai lemah. Ayah tau kau tak sanggup. Tapi semuanya kau sembunyikan. Ayah tau saat pulang sekolah kau capek dan ingin tidur sebentar, tapi demi adikmu, kau hilangkan rasa itu untuk menemaninya bermain. Nak, dari sekian banyak anak teman ayah, tak ada yang sepertimu. Tak ada yang sanggup untuk tidak tidur demi belajar. Ayah tak menginginkanmu kerja sambil kuliah bukan ayah egois. Hanya saja, ayah tak mau kau kelelahan hingga nanti ayah melihatmu kembali terbaring diatas tempat tidur dengan keadaan tak berdaya."


Minggu, 02 Maret 2014

Duniaku adalah duniaku

Setiap hari, aku jalani hidupku sesuai dengan apa yang Tuhan berikan. Melangkahkan kakiku setapak demi setapak. Jika aku lelah, aku berhenti. Tak pernah aku meminta kalian temani aku untuk berjalan. Aku tak pernah memaksa kalian untuk ikut melangkah maju bersamaku. Cukup diriku yang beranjak pergi. Aku bukan seorang penulis hebat, yang mampu bercengkrama dengan kata-kata indah dalam tulisannya. Ini diriku, yang dilahirkan oleh seorang ibu yang hebat.

Kalian tahu ?
Aku paling tidak suka ketika kehidupan pribadiku dicampur tangani oleh orang-orang yang tidak berhak ada dalam hal itu.
Kalian tahu ?
Itu mengganggu jalan pikiranku, yang awalnya tenang menjadi berantakan.


Minggu, 16 Februari 2014

Bulan Penuh Cinta

"Bulan ini bulan Februari ya ?" tanyaku pada teman sekelasku.
"iya emang kenapa ?"
"nggak ada cuman nanya aja"
Aku ingat bulan ini adalah bulan penuh cinta bagi mereka yang selalu merayakan yang namanya "Valentine's Day". Aku tak pernah merayakan itu, bahkan aku tak pernah ingin merayakan itu walaupun aku memiliki kekasih. Bagiku setiap detik, setiap menit, setiap jam, bahkan setiap hari, adalah hari kasih sayang.

Kasih sayang yang ada bukan hanya dari cara mengaplikasikannya ke hal yang seharusnya tidak pantas kita lakukan. Bagiku perhatiannya, kata-kata indahnya, bahkan pengertiannya adalah sebuah lukisan kasih sayang yang selalu aku dapatkan dari laki-laki istimewa yang menjadi kebanggaan hatiku ini. Tidak perlu dirayakan ditanggal 14 Februari, karna aku dan dia selalu merayakan hari kasih sayang. Bukan hanya kepada dia, tapi kepada keluargaku.

Bulan penuh cinta bukan hanya bulan FEBRUARI, tapi setiap bulan adalah bulan penuh cinta. Aku bangga menjadi milik laki-laki istimewa itu, yang selalu ada untukku, yang selalu menjadikan aku istimewa dalam hidupnya. Aku dan dia bukan hanya untuk bersenang-senang menjalin hubungan, tapi untuk belajar memperbaiki diri masing-masing.


TerimaKasih Untuk Semua KasihSayangMu

Awalnya ku yakin dengan semua perkataan mereka yang hanya ingin menghancurkan hubungan kita yang akan memasuki usia 1 bulan. Hubungan ini baru kita jalani, aku dan kau yang berjalan mengikuti garis kehidupan. Belajar untuk terus memperbaiki diri kita masing-masing. Sekalipun aku tak pernah tau, akankah kita ditakdirkan bersama atau tidak. Tapi kau, mengajarkan aku banyak hal tentang kehidupan. Mandiri, dewasa, bijaksana, terutama dekat dengan Sang Khalik. Kau bimbing aku walaupun kadang kau mengatakan kau masih belum sempurna. Kita masih sama-sama belajar untuk menjadi yang lebih baik bukan ?

Memasuki usia 1 bulan.
Banyak hal yang kita lewati bersama, hingga akhirnya kau buat aku nyaman dan takut kehilangan. Kau menjadi semangatku dalam segala hal. Menjadi obat ketika sepiku datang. Perhatian yang jarang kudapatkan. Kau hadir ditengah-tengah kehidupanku, menjadi sosok laki-laki istimewa. Membuatku menutup mata dari sekian banyak yang datang. Bahkan aku lupa bagaimana rasanya sakit ketika kau datang dalam setiap hari-hariku, datang untuk kembali melukis indahnya hidup ketika aku merasakan sakit yang terlalu sering.


LUPAKAN

ketika kau katakan...
kau kan memanjakannya...
jujur ku sakit...
karena kau tak pernah lakukan itu untuk ku..
ntahlah...
ku bingung bagaimana caranya untuk lupakan mu...
kadang ku coba pergi...
namun lagi2 ku tak mampu...

begitu banyak orang yang menyayangiku...
tapi kenapa...
kau sulit untuk d gantikan...
ya tuhan....
ku bahagia ketika dia bahagia...
karena bahagia ku bukan hanya memilikinya...
tapi di saat aku bisa melihat senyum cerianya..
walaupun dia tersenyum dengan orang lain...


ya tuhan...
ketika suatu saat Engkau membalikkan hatinya kepada ku....
namun aku tak bisa lagi menyayanginya...
ku mohon biarkan ku pergi dengan kebahagiaan ku...
dan biarkan dia mengejar cinta nya yang lain...

Minggu, 19 Januari 2014

Bahagia dan Luka

Selamat tanggal 9 Januari Sayangku.
Tanggal indah nan cantik. Mungkin kau takkan mengingat, tanggal apa itu ? Selamat 1 tahun pertemuan kita sayang. Aku bertemu denganmu tanggal 9 Januari 2013. Mulai mengenal dan mulai mengagumimu. Itu bukan inginku sayang, percayalah. Itu hanya rasa yang diberikan Tuhan padaku.
Aku hanya bisa menerima tanpa mampu menolak apa yang Tuhan berikan untukku. Kisah kita dimulai dari tanggal 9 Januari itu sayang. Tidakkah kau ingat ? Saat pertama bertemu kau coba bertanya padaku, saat aku sedang menunggu jemputanku, "Dijemput ?". Lalu kujawab, "Iya". Kaupun berlalu dari hadapanku.

Sayang, kini tak seindah dulu, aku melewati tanggal 9 Januari hanya sendiri, tanpamu, tanpa kisah kita. Bahkan hari spesialku pun kau tak ingat. Taukah kau sayang, apa kado yang terindah dalam hidupku ?. Melewati malam bersamamu. Itu sudah lebih dari cukup. Bagimu itu biasa, tapi bagiku, itu indah, sayang. Melihatmu dari jarak yang dekat, melihat senyum khasmu, melihat tawa indahmu. Rinduku terobati setelah kau pergi tanpa kabar selama 8 bulan. Tiba-tiba kau kembali dengan suara yang khas, perhatian yang membuatku kembali menemukan sosok kau yang sempat hilang.

Pertemuan singkat kita yang hanya berjalan tidak lebih dari 3 hari. Kau buatku menangis hanya karena hal yang mungkin kau anggap tidak penting. Ini hati sayang, bukan taman bermain. Kau tak bisa sesukamu pergi lalu datang kembali. Bukan itu yang aku mau, sayang. Aku mau kau tetap disini.
Kebodohan terbesarku adalah tetap menunggumu datang, sedangkan kau telah bahagia dengan dia yang menjadi pilihanmu.