Design by : Riska Maghfira. Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 30 Juli 2014

About You, my Future

Perkenalan kita yang dimulai hanya dengan komunikasi antara kau dan ayahku. Berujung pada keberanianku untuk memulai berkomunikasi denganmu. Kepercayaan ayah yang begitu besar padamu, kebanggaan ayah terhadapmu melebihi kebanggaan ayah terhadapku. Ayah selalu membanggakanmu dalam segala hal. Aku iri. Sangat iri. Kau bukan anak ayah, tapi ayah begitu membanggakanmu. Kita tak pernah bertemu. Mungkin bukan tak pernah, tapi belum pernah.

Ayah sosok laki-laki yang tegas dan keras. Bisa luluh ketika Beliau bercengkrama denganmu. Sebelum Ujian Nasional, aku mencoba mencari perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikanku. Namun ayah tak pernah pusing soal itu, karena ayah langsung berkata, "Gunadarma". Salah satu Universitas yang TI dan SI nya sangat unggul. Walaupun swasta, ayah tak pernah mempermasalahkan itu. Negeri ataupun swasta bagi ayah sama, hanya sistem pembelajaran yang berbeda.

Ayah tak menanyakan aku akan masuk jurusan apa. Ayah mempertanyakan padamu, kau jurusan apa. Begitu percayanya ayah terhadapmu. Ayah bukan tipe orang yang mudah menaruh rasa percaya terhadap orang lain. Tapi kau ? Kau mampu membuat ayah respect dan percaya terhadapmu. Setiap saat, ketika ayah bercerita denganku ataupun dengan keluarga besarku, namamu tak pernah berhenti ayah sebut. Ayah begitu membanggakanmu, sangat.


Selasa, 08 Juli 2014

Berhentilah !

Saat itu aku sedang asyik dengan rutinitasku. Tiba-tiba handphoneku berdering. Kubuka dan kubaca isi BBM itu.

"Sayang, maafkan aku.
Aku tak pernah bohong padamu. 
Aku benar-benar sakit. 
Tolong sayang percaya padaku kali ini. 
Aku berusaha semampuku untuk berubah menjadi yang lebih baik. 
Hanya untukmu. Takkah kau lihat perubahanku sayang ? 
Kembalilah. Aku janji takkan melukai hatimu lagi".

Minggu, 06 Juli 2014

Apakah semua laki-laki seperti itu ?

Kuingat semua kisah yang pernah aku jalani ataupun kisah teman-temanku yang sering bercerita tentang apa yang mereka alami. "Cowok itu hanya berjuang diawal, setelah itu lihatlah, kita lebih sering dicuekin bahkan kita ngerasa nggak dianggap."
Kalimatnya memang sangat kurasakan dalam hal apapun. Bagaimana tidak, mereka begitu berjuang diawal sebelum mendapatkan wanita yang diinginkan, setelah didapatkan, lihatlah apa yang terjadi. Mereka bahkan melakukan apa yang seharusnya tak pantas mereka lakukan, mulai dari berbicara kasar, jarang memberi kabar, selalu cuek dengan apa yang terjadi.


Kamis, 03 Juli 2014

Dekapanmu Ketenanganku, Bunda.

Malam itu aku termenung diatas ranjangku, aku menghadap kearah jendela, memandang langit yang tidak ditaburi bintang. Mataku mulai berkaca-kaca, detik demi detikpun berlalu, dan akhirnya airmata ini pun jatuh membasahi pipiku yang kering.

Kutanyakan dalam hatiku, "Ya Tuhan, apa aku benar-benar tak dapat merasakan cinta dan sayang yang tulus dari seorang laki-laki yang kucintai ? Kenapa aku selalu merasa tersakiti ? Kenapa aku selalu terluka dengan semua yang terjadi ? Aku tak menyalahkan takdir dan kehendak-Mu ya Allah, tapi takkah Kau izinkan aku sebentar saja merasakan kebahagiaan ?"

Rabu, 02 Juli 2014

Terlambat

Malam itu aku pergi dari mimpiku yang membawaku kepada sebuah kebahagiaan yang mungkin dulu sempat dijanjikan dan sempat ingin diwujudkan. Aku pergi dan menghilang dari mimpi itu. Seolah-olah aku tak ingin kembali kedunia mimpi. Aku ingin berada didunia nyata, agar aku bisa merasakan bukan hanya satu orang yang ingin membahagiakan aku. Tuhan, jika aku boleh meminta, aku ingin tak pernah bermimpi yang indah atau pun yang buruk, biarlah segala sesuatunya langsung terjadi didunia nyata. Terlalu perih bukan ? Sakit yang  pernah hilang aku rasakan kembali merobek-robek hati ini yang sempat telah tersusun rapi.