Design by : Riska Maghfira. Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 03 Juli 2014

Dekapanmu Ketenanganku, Bunda.

Malam itu aku termenung diatas ranjangku, aku menghadap kearah jendela, memandang langit yang tidak ditaburi bintang. Mataku mulai berkaca-kaca, detik demi detikpun berlalu, dan akhirnya airmata ini pun jatuh membasahi pipiku yang kering.

Kutanyakan dalam hatiku, "Ya Tuhan, apa aku benar-benar tak dapat merasakan cinta dan sayang yang tulus dari seorang laki-laki yang kucintai ? Kenapa aku selalu merasa tersakiti ? Kenapa aku selalu terluka dengan semua yang terjadi ? Aku tak menyalahkan takdir dan kehendak-Mu ya Allah, tapi takkah Kau izinkan aku sebentar saja merasakan kebahagiaan ?"



Pertanyaan yang kian banyak menghantui pikiranku yang kacau karena keadaan. Air mata pun tak berhenti mengalir seolah-olah menceritakan pada dunia bahwa ini kesedihan yang tak dapat kutahan lagi. Kucoba tenangkan hati dan pikiranku dari sekian pertanyaan yang datang. Aku berserah pada-Mu ya Rabb. Aku keluar dari kamar dengan mata yang merah dan sembab. Aku keluar menuju teras rumah. Dari belakang seorang mendekapku erat. Tubuh yang berisi itu, tangan yang dingin dan kulit yang lembut. Aku didekap oleh seorang malaikat tanpa sayap, yang dimana Allah pernah titipkan aku dirahimnya. Ya, Bunda.

Dekapan hangat dan rangkulan penuh cintanya membawa aku dalam ketenangan yang awalnya sulit kudapatkan. Bunda duduk tepat disebelahku dan kemudian merangkulku sambil mengatakan, "Kenapa sayang ? Apa yang membuatmu sedih seperti ini ? Siapa yang melukai hatimu, nak ? Katakan, katakan pada bunda sayang, siapa orang itu ?"

Aku menatap wajah Bunda yang tenang dan dingin sambil mengatakan, "Bunda, apa aku tak bisa merasakan cinta dan sayang yang tulus dari seorang laki-laki yang aku cintai ? Kenapa aku selalu tersakiti, Bunda ? Kenapa aku selalu diabaikan ? Aku tak bisa merasakan Cinta yang tulus itu ? Apa salah jika aku bahagia, Bunda ?"

Bunda menghela nafasnya, mencoba menenangkan aku yang menangis tiada henti. "Anak Bunda yang cantik. Siapa bilang kamu salah ngerasain bahagia ? Kamu pantas bahagia, sayang. Dengarkan Bunda, laki-laki yang menyia-nyiakanmu suatu saat akan menyesal karena kehilangan ketulusan darimu. Nak, cinta dan sayang bunda ke kamu melebihi cinta dan sayang laki-laki yang kamu cintai. Mungkin bukan hak dan bukan jodohmu, nak. Percayalah, Allah sedang menguji keikhlasan kamu. Jangan sedih sayang, ayah dan bunda sangat sangat dan sangat mencintaimu, melebihi diri kami sendiri. Kami akan berikan kebahagiaan yang lebih dari yang kau inginkan, nak."

Bunda mendekap aku dengan kasihsayang yang mampu membuatku tenang dan nyaman. Bunda menghapus airmata yang mengalir dipipiku. "Bunda, terimakasih untuk cinta dan sayang yang tulus itu."
Bunda kembali mendekapku dengan erat. "Katakan pada Bunda jika ada yang melukai hatimu, nak. Karena jika dia melukai hatimu, itu sama saja dia melukai hati Bunda. Hapus airmatamu, sayang. Bunda akan selalu ada disampingmu kapanpun kau butuh Bunda, nak."

Terimakasih untuk Bundaku tercinta, dekapanmu akan selalu aku rindukan, karena dekapanmu adalah ketenanganku, Bunda.
Tetaplah sehat untuk melihat putrimu ini menjadi wanita yang sukses seperti Dirimu.
Tetaplah kuat untuk melihat putrimu ini menjadi wanita dan ibu yang sholeha sepertimu, Bundaku.
Karena walaupun usiaku bertambah dan semakin tua, aku tetap merindukan dekapan hangatmu.

Love You So Much Mom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar