tag:blogger.com,1999:blog-42943273620183139902024-03-05T01:45:47.316-08:00Riska MaghfiraBahagia itu kita yang menciptakan. Bukan dia ataupun mereka. Enjoy your Life. ! Say good bye to your enemy !Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-21420526861990673392014-09-16T11:05:00.000-07:002014-09-15T21:04:13.452-07:00Aku Yang Bodoh Atau Memang Kau yang Tak Peduli ?<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Aku berjalan
ditengah kerumunan banyak orang. Aku mulai kembali coba memasuki dunia yang
dulu sempat kujauhi. Namun aku tetap merasa sendiri, ntah karena aku yang tak
peduli orang lain, atau karena aku merindukanmu. Aku rindu dengan semua suasana
kita yang dulu. Aku yang setiap saat kau temani walau hanya lewat suara. Kita
yang dulu begitu harmonis ntah mengapa berubah menjadi tragis. Aku rindu
manjamu, sayang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Kini aku
yang bodoh atau kau yang tidak peka dengan semuanya. Cobalah pahami sayang.
Pahami sedikit hati ini. Aku rindu dengan suara manjamu, aku rindu dengan semua
hal konyol antara kita. Aku rindu semuanya sayang, aku rindu. Aku coba mencari
kesibukan agar tak terlalu rindu denganmu, tapi gagal. Kau terlalu terbiasa
hadir dalam hari-hariku, lalu aku harus membiasakan diri untuk tidak
merindukanmu? Aku tak bisa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> “Miss you
honey.” Aku rindu kata-kata itu sayang. Aku rindu suara manja ketika kau
mengatakan itu padaku. Kemana dirimu yang aku kenal sayang ? Kemana ? Adakah
yang bisa menggantikan posisiku kini ? Apakah kau telah temukan yang lebih baik
? Katakan sayang, katakan padaku agar aku siap menerima semua keputusanmu. Kau mengacuhkanku
dan seolah-olah menganggapku tak ada. Sebenarnya, aku siapamu ? Kekasihmu ?
Atau hanya teman ? Atau mungkin adikmu ? Atau mungkin aku hanya hiburan disaat
kau lelah ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span></div>
<a name='more'></a>Dengarkan
aku. Sekali ini saja. Tolong hargai hati dan perasaan yang telah terlalu dalam
menyayangimu, yang terlalu jauh mencintaimu. Aku yang bodoh atau memang kau
yang tak peduli dengan semuanya ? Takkah kau ingat kisah kita yang selalu kita
lalui bersama dengan canda tawa ? Malam itu menjadi saksi indahnya kebersamaan
kita. Kini kau mulai beranjak menjauh dan pergi dari keindahan yang sempat tak
ingin aku tinggalkan.<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Aku memang
bodoh, sangat bodoh. Bodoh karena aku terlalu berharap kau peduli dengan rasa
ini, terlalu berharap kau peduli dengan hati yang kau abaikan. Kurang sabarkah
aku, sayang ? Atau aku kurang memperdulikanmu ? Katakan agar hati ini tak lagi
mempertanyakan semuanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Kini yang
bisa aku lakukan adalah aku membiarkanmu menikmati hari-harimu tanpa aku. Nikmati
duniamu sayang, nanti ketika kau jenuh dengan duniamu jangan coba masuk
keduniaku yang belum kau kenali. Ya aku yang terlalu bodoh. Sangat bodoh. Menyerahkan
semua hati ini untuk kau miliki, setelah itu kau abaikan, kau sia-siakan dan
bahkan kau campakkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Awalnya ku
yakin kau akan membahagiakanku tidak seperti mereka yang dulu pernah hadir dan
meninggalkan luka untukku. Yang tidak mengerti inginku. Dan bahkan menyia-nyiakan
kesabaran dan ketulusanku. Kulihat bagaimana perjuanganmu mendapatkanku. Dan ternyata
itu hanya sesaat sayang. Aku hanya melihat perjuanganmu diawal. Apakah kau sama
dengan mereka yang sebelumnya ? Apakah kau hanya memperjuangkan aku diawal lalu
mengabaikanku seperti mereka ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Sekarang akan
kubiarkan kau menikmati duniamu, begitupun denganku. Aku ingin menghilangkan
kebodohanku karena terlalu berharap kau peka dan peduli ternyata kau sama
sekali tak peduli dengan semuanya. Selamat tinggal jiwa yang dulu kukagumi dan
kubanggakan. Suatu saat kau akan mengerti tentang hati yang kau abaikan. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Dari aku
yang selalu bangga dan menyebutmu dalam do’a.<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-89703914308131789332014-09-15T16:45:00.000-07:002014-09-15T02:49:50.148-07:00Selamat Ulang Tahun Sayang<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kau adalah laki-laki yang mampu
merebut hatiku dan mampu menjadikan aku sosok istimewa saat itu. Kau hadir
hanya dengan lelucon yang membuatku tak bosan. Pertemuan singkat antara kita,
hingga pada akhirnya yakin ingin menjalin hubungan denganmu. Laki-laki pekerja
keras dan penyayang, itu lah sosok dirimu, sayang. Jarak usia kita yang terpaut
jauh membuat aku harus lebih mengerti tentang keegoisan dan semua rutinitasmu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Aku selalu ingin menjadikanmu
adalah semangat dalam hidupku setelah semangat dari kedua orang tuaku. Laki-laki
hebat yang hanya dengan senyuman dan manjanya mampu meluluhkan hatiku yang
keras. Kehadiranmu membawa aku pada sebuah angan bahwa bahagia itu kita yang
menciptakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Tanggal 4 September 2014.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Hari itu kau bertambah usia, hari
dimana adalah hari kebahagiaanmu. Selamat ulang tahun sayang, selamat bertambah
usia. Aku tak bisa memberikan banyak hal bahkan tak bisa memberikanmu sesuatu
yang mahal. Hanya do’a dan hadiah kecil ini yang aku punya. Ku harap hadiah ini
bisa kau gunakan disaat kau membutuhkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"></span></div>
<a name='more'></a>Selamat ulang tahun sayang,
selamat bertambah usia sayang. Semoga diusiamu yang sekarang menjadikanmu sosok
laki-laki yang lebih dewasa, yang mampu mengontrol emosi jiwamu. Yang terpenting
semoga kau selalu dalam lindungan Allah. Aamiin. <span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Sayang, terimakasih untuk hari yang
indah yang selama ini kau berikan untukku, walaupun kadang sikapmu membuatku
meneteskan air mata. Namun satu hal yang harus kau tahu, sikapmu yang membuatku
menangis takkan mengurangi rasa sayang ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kini kau telah beranjak dari usia
sebelumnya, kini keluargamu ada dalam genggamanmu. Jadilah sosok ksatria yang
jiwanya begitu indah dalam pandangan keluargamu. Bagiku kau ksatriaku. Tetap menjadi
satriaku, tetap menjadi kebanggaan keluargamu terutama orang tuamu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Aku menyayangimu karena Allah,
bukan karena harta, bukan karena jabatan dan bukan karena fisikmu. Kado terindah
yang bisa kuberikan hanya do’a sayang. Terimakasih untuk semua yang kau berikan
untukku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Selamat bertambah usia sayang, semoga diusiamu kau bisa meluluhkan hati ibundaku. Aamiin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dari aku pengagummu dalam do’a <o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-55005686573607255292014-09-15T16:12:00.000-07:002014-09-15T02:15:26.486-07:00AKANKAH LANTUNAN AYAT SUCI ITU KUDENGAR DARI LISANNYA ?<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Pagi itu
kulihat dia terjaga dari tidurnya. Aku tak bisa melaksanakan shalat dikarenakan
kedatangan tamu bulanan. Tentu tahu bagaimana istimewanya seorang wanita. Aku
melihatnya masuk kedalam kamar mandi yang ada dikamar. Kulihat dia selesai
mandi subuh itu. Kulihat dia mulai mengenakan baju kaos dan celana jeans yang
biasa dia kenakan. Aku tak tahu dia ingin kemana, tapi yang pasti dia akan
pergi. Dia mulai mengembangkan sajadah lalu melaksanakan shalat subuh. Dalam
hatiku, kuberkata, <b><i>“Ya Allah telah kulihat calon suamiku melaksanakan perintah-Mu. Tapi
aku belum sempat melihat dia membuka lembaran-lembaran firman-Mu. Aku juga
belum bisa mendengar suaranya melantunkan ayat-ayat indah itu. Kapankah akan
kudengar itu ya Allah ?”<o:p></o:p></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Ya, aku tahu
dia hanya calon suamiku dan hanya aku yang menyebutnya calon suami. Itupun jika
nanti kedua orangtuaku merestui hubungan kami, jika tidak aku akan berusaha
bagaimana caranya agar mereka merestui hubungan kami. Dari caranya
menyayangiku, dia adalah sosok imam yang baik untukku. Dari caranya bertanggung
jawab atas keluarganya adalah bukti bahwa nanti dia akan bertanggung jawab
terhadap keluarga kecilnya. Kulihat bagaimana dia berjuang untuk keluarganya,
dan itu bukti untuk yang kesekian kalinya bahwa dia adalah orang yang bertanggung
jawab. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span></div>
<a name='more'></a> <o:p></o:p><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Sosok penyayang, pekerja keras, ibadah taat. Akankah aku bisa
menggelar sajadah dibelakangnya ? Menjadi makmumnya ? Yang akan meng-aamiin-kan
tiap do’anya ? Yang akan mencium tangannya ketika selesai melaksanakan shalat ?
Bisakah aku menjadi penyambungnya ketika ia selesai membaca Al-Qur’an ?</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Akankah suaranya yang kudengar untuk
mengumandangkan iqamah ketika akan shalat berjama’ah ?</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Akankah
suaranya yang kudengar ketika melantunkan ayat-ayat indah-Mu ya Allah ? Akankah
dia yang menjadi teman tidurku nanti ketika dia memang ditakdirkan untukku ?
Akankah dia yang akan menyanyikan shalawat untuk membawaku terlelap dalam tidur
? Dan akankah dia yang akan membangunkanku untuk melaksanakan shalat tahajjud ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Harapan demi
harapan yang aku titipkan. Aku ingin dia menjadi imamku, menjadi laki-laki
terakhir dalam pencarian cintaku. Dan dia tempat pelabuhan terakhirku. Aku
ingin dia yang mengumandangkan adzan ditelinga putraku nanti. Aku ingin dia
yang mengumandangkan iqamah ditelinga putriku. Aku ingin dia yang akan
kurapikan pakaiannya sebelum dia melangkahkan kaki keluar untuk mencari nafkah.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Akankah
suaranya yang akan didengar putra-putriku ketika kami bersama-sama membaca
ayat-ayat indah-Mu ? Akankah dia yang membenarkan bacaan kami yang salah ?
Pertanyaan-pertanyaan itu hanya mampu menjadi pertanyaan dalam hati dan
pikiranku, tanpa aku tahu kapan aku terjawab. Namun tiap sujud dan tahajjudku,
aku hanya meminta agar dialah yang menjadi imamku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Dan aku
hanya berdo’a, agar ayahku diberi kesehatan untuk menjadi wali dalam pernikahan
putri sematawayangnya ini. Ya Allah, akankah pertanyaan-pertanyaan itu terjawab
dan sesuai inginku ? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Untukmu
calon suamiku, calon imamku, calon ayah dari putra putriku. Jika memang kau
ditakdirkan untukku, maukah kau terima bagaimana kekuranganku ? Maukah kau
ajarkan aku untuk menjadi istri yang baik dan menjadi ibu yang baik untuk
anak-anak kita nanti ? Maukah kau mengeluarkan suaramu agar kami bisa mendengar
suara merdu ketika kau membaca ayat-ayat Allah itu ? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Untuk calon
suamiku, akankah kudengar suaramu nanti ketika engkau melantunkan ayat-ayat
yang indah itu ? Semoga saja aku bisa mendengarnya </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Sayang, aku
mencintaimu karena Allah. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-84418860327218631182014-09-15T16:02:00.000-07:002014-09-15T02:01:43.680-07:00Istimewakah aku untukmu ?<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Diam bukan
berarti aku tak menangis melihat kau yang sulit untuk memperlakukanku dengan
istimewa. Apakah aku orang istimewa seperti yang kau katakan ? Apakah aku hanya
pelarian belaka dikala kau lelah dan bosan ? Jawab tiap pertanyaan itu. Aku
selalu menjadikan kau prioritas disaat semua aktivitasku telah selesai
kutunaikan. Takkah kau sadari itu ? Takkah kau lihat bagaimana aku lelah
menghadapi segala sesuatunya ? Namun pernahkah kau berpikir akan itu ? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Istimewakah
aku untukmu, sayang ? Jika tidak, jangan biarkan aku terlalu dalam untuk
menjadikanmu istimewa dihidupku sedangkan kau tak bisa mengistimewakan aku
dihidupmu. Aku tau aku bukanlah anggota dari keluargamu, aku hanya PACAR yang
belum pasti akan jadi calon ISTRImu. Namun aku tak bisa memperlakukanmu sebagai
pacar melainkan aku merasa punya tanggung jawab untuk mengurusi kehidupanmu
layaknya aku sebagai seorang istri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Jika aku
istimewa dihidupmu, aku mohon jangan perlakukan aku setengah-setengah. Kadang
kau perlakukan aku dengan baik, namun kadang aku merasa kau tak pernah
menganggapku ada. Jika memang semuanya takkan pernah baik, akhirilah sayang.
Jangan buat aku semakin jatuh lalu tak mampu lagi berdiri untuk kembali
menggenggam cinta yang meyakini hatiku bahwa aku akan bahagia. Aku berharap kau
adalah yang terakhir dalam hidupku namun jika memang kau tak menginginkan itu,
aku akan belajar melepaskan dengan ikhlas sayang. Dengan hati yang tulus aku
biarkan kebahagiaan yang ingin aku genggam harus aku lepaskan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Mungkin
sekarang adalah cara terbaik agar aku tak terlalu jatuh dalam mencintaimu.
Mencoba mengurangi kebanyakan aktivitasku denganmu. Ya, cara itu lebih baik
bukan ? Agar semuanya baik-baik saja, dan jika aku terluka, aku tak terlalu
memikirkannya. Aku ingin setiap saat yang kita lalui begitu berarti untukmu.
Namun, sepertinya aku tak bisa mendapatkan itu darimu. Kau terlalu menganggap
semuanya biasa saja. Tanpa tahu apa yang aku rasakan ketika tiap detik yang
kulalui bersamamu adalah waktu yang tak ingin aku akhiri dengan waktu yang cepat.
Istimewakah aku dalam hidupmu ? Aku hanya perlu jawaban. Jika tidak aku akan
melakukan apa yang pantas aku lakukan agar semuanya tak menjadi lebih buruk.
Jika aku berarti dalam hidupmu aku akan berjuang agar kau tetap berada
disisiku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Aku bukanlah
biadadari yang Tuhan turunkan dari syurga hanya untuk laki-laki yang terlahir
dari pasangan manusia. Aku juga bukan seorang putri raja yang dihadirkan hanya
untuk rakyat biasa. Ini bukan negeri dongeng sayang. Ini kisah antara dua orang
anak manusia yang sedang menjalani kehidupan. Tentang dua orang anak manusia
yang sedang merasakan jatuh cinta. Its about us honey, about our love, our life
and our future.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Beri jawaban
atas pertanyaan itu sayang, agar aku bisa melakukan apa yang seharusnya aku
lakukan. Aku tak ingin lagi terlalu jatuh dan pada akhirnya aku juga yang sulit
untuk membuka hati ketika aku kecewa karena terluka. <o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-58801624025866004822014-07-30T01:55:00.000-07:002014-07-29T11:54:43.395-07:00About You, my FuturePerkenalan kita yang dimulai hanya dengan komunikasi antara kau dan ayahku. Berujung pada keberanianku untuk memulai berkomunikasi denganmu. Kepercayaan ayah yang begitu besar padamu, kebanggaan ayah terhadapmu melebihi kebanggaan ayah terhadapku. Ayah selalu membanggakanmu dalam segala hal. Aku iri. Sangat iri. Kau bukan anak ayah, tapi ayah begitu membanggakanmu. Kita tak pernah bertemu. Mungkin bukan tak pernah, tapi belum pernah.<br />
<br />
Ayah sosok laki-laki yang tegas dan keras. Bisa luluh ketika Beliau bercengkrama denganmu. Sebelum Ujian Nasional, aku mencoba mencari perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikanku. Namun ayah tak pernah pusing soal itu, karena ayah langsung berkata, "Gunadarma". Salah satu Universitas yang TI dan SI nya sangat unggul. Walaupun swasta, ayah tak pernah mempermasalahkan itu. Negeri ataupun swasta bagi ayah sama, hanya sistem pembelajaran yang berbeda.<br />
<br />
Ayah tak menanyakan aku akan masuk jurusan apa. Ayah mempertanyakan padamu, kau jurusan apa. Begitu percayanya ayah terhadapmu. Ayah bukan tipe orang yang mudah menaruh rasa percaya terhadap orang lain. Tapi kau ? Kau mampu membuat ayah respect dan percaya terhadapmu. Setiap saat, ketika ayah bercerita denganku ataupun dengan keluarga besarku, namamu tak pernah berhenti ayah sebut. Ayah begitu membanggakanmu, sangat.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Berkomunikasi lewat SosMed, membuatku merasa nyaman. Hal aneh apalagi ini ? Ribuan pertanyaan tentang rasa ini selalu menghantui. Sampai pada akhirnya, waktu yang mempertemukan aku denganmu. Pertemuan pertama kali di SoekarnoHatta AirPort. Kau menjemput aku, ayah dan bunda dibandara.<br />
<br />
"Is he the man that my father proud ?" pertanyaan simpel yang keluar dari pikiranku. Laki-laki yang ramah, sopan, dan humoris. Laki-laki yang ketika bersamanya aku merasakan sebuah kenyamanan. Ya, dia tak tampan. Namun dia mampu membuat keadaan menjadi sangat nyaman.<br />
<br />
Berawal dari orangtua yang menginginkan anaknya kuliah. Beradaptasi, berkomunikasi, awal yang bagus kukira. Saat itu kau mencoba menghubungiku, dan mengungkapkan apa yang kau rasa ketika dekat dan bersamaku. "wow. brave men" !!! Laki-laki yang berani mengungkapkan perasaannya padaku.<br />
<br />
Kita jalani dengan baik sampai pada akhirnya orangtuamu tahu bahwa kita menjalin hubungan. "Something special for me". Usiamu mungkin yang bukan lagi remaja, bukan lagi ABG, membawa aku pada sebuah keberanian, untuk serius dalam hubungan ini.<br />
Kedekatan orangtuaku dan orangtuamu membawa aku pada sebuah keyakinan bahwa ini bukanlah main-main, melainkan keseriusan.<br />
<br />
Wangi tubuhmu yang masih menempel dan masih begitu melekat dibajuku ketika aku duduk bersandar dipunggungmu, membuat aku semakin hari merindukanmu. Merindukan sosok laki-laki yang menyamankan hati. Bahkan sampai detik ini, baju yang saat itu kukenakan ketika bersamamu masih aku lipat rapi dan aku letakkan disampingku. Aku tak peduli mungkin orang bilang itu jorok ataupun apa lah. Yang aku tau, wangi tubuhmu adalah pengobat rinduku.<br />
<br />
Kau yang ayah banggakan, menjadi satu-satunya alasan aku memilih bersamamu selain dikarenakan aku sayang padamu. Sosokmu yang manja dan dewasa, membawa aku pada kenikmatan sendiri.<br />
Akankah masa depan menjadi milik kita ? Kau selalu mempertanyakan, "Kapan kita ke KUA ?". Aku tahu usiamu sudahlah matang, tapi aku tak bisa pungkiri bahwa pendidikanku harus selesai.<br />
Tenanglah ! Aku akan berusaha untuk tetap menjaga hari ini. Jika berjodoh, Allah akan mempermudah jalan kita untuk bersama.<br />
<br />
Kau laki-laki yang tidak tampan tapi menampankan dirimu dengan pesona-pesonamu dalam memperlakukan wanita dan keluargamu. Sosok laki-laki yang sangat ingin aku jadikan imam dan ayah untukku dan anak-anakku kelak. Munafik, jika perempuan tidak mampu meletakkan posisinya untuk menjadi yang terbaik bagimu.<br />
<br />
Simple way to hang on to one person is constantly improving yourself that can still be the best for him. Terimakasih telah memperkenalkan aku kekeluargamu. Nanti suatu saat bahkan secepatnya, aku yang akan memperkenalkanmu kepada keluarga besarku.<br />
<br />
Dekap hangat tubuhku dengan do'amu.<br />
Jangan cintai aku melebihi Tuhanmu.<br />
Bimbing aku menjadi wanita seperti makmum yang kau inginkan.<br />
<br />
Ayah, Bunda, hanya restu kalianlah yang aku inginkan. Agar hubungan ini tidak lagi sulit, karena ridho kalian telah ditanganku.<br />
Terimakasih laki-lakiku, telah menjadikan aku sosok wanita yang lebih baik.<br />
<br />
Salam Rindu dari Kekasihmu.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-45803609177400716652014-07-08T00:47:00.000-07:002014-07-07T10:47:57.591-07:00Berhentilah ! Saat itu aku sedang asyik dengan rutinitasku. Tiba-tiba handphoneku berdering. Kubuka dan kubaca isi BBM itu.<br />
<br />
<i>"Sayang, maafkan aku.</i><br />
<i>Aku tak pernah bohong padamu. </i><br />
<i>Aku benar-benar sakit. </i><br />
<i>Tolong sayang percaya padaku kali ini. </i><br />
<i>Aku berusaha semampuku untuk berubah menjadi yang lebih baik. </i><br />
<i>Hanya untukmu. Takkah kau lihat perubahanku sayang ? </i><br />
<i>Kembalilah. Aku janji takkan melukai hatimu lagi".</i><br />
<i></i><br />
<a name='more'></a><i><br /></i>
Aku baca baik-baik dengan cermat dan teliti. Ntah apa lagi yang akan dia ucapkan nanti. Aku sudah cukup terluka dengan sikapnya selama ini. Bagaimana bisa aku bertahan dan percaya dengan semuanya ? Itu tidak mudah bagiku. Setiap kali dia memulai BBM pasti selalu itu yang dia ucapkan padaku. Rasa penyesalan dan berharap akan bersama lagi seperti dulu. Bagaimana aku bisa percaya, ketika aku tanya pada salah satu perawat di Rumah Sakit tempat dia dirawat, namanya tidak ada dalam daftar nama pasien yang ada di Rumah Sakit tersebut. Kutahan emosiku, kutahan amarahku, kutahan rasa kesalku. Kulihat picture yang diuploadnya ke Twitter. Picture itu kembali lagi mengungkit sebuah kebohongan. Aku searching digoogle. Semuanya ada digoogle. Dan itu dengan nama yang berbeda, yang pasti itu bukan DIA.<br />
<br />
Bagaimana mungkin aku bisa percaya lagi dengannya, sedangkan semuanya sudah terbukti. Amarahku tak tertahan lagi padanya, aku tak sanggup menahan semuanya, aku lelah, aku capek. Tanpa berfikir panjang, aku mengirimnya message melalui BBM.<br />
<br />
<i>"Kebohongan apa lagi yang sedang kamu lakukan ?</i><br />
<i>Rumah Sakit mana lagi yang ingin kamu katakan padaku ?</i><br />
<i>Sakit apa lagi yang ingin kamu sampaikan padaku ?</i><br />
<i>Picture apa lagi yang akan kamu upload ke Twittermu ?</i><br />
<i>Sebutkan semuanya. ! Aku capek, aku lelah dengan semuanya. </i><br />
<i>Aku mohon ini terakhir kalinya kamu gangguin hidup aku. !"</i><br />
<i><br /></i>
Kumulai kembali mencoba membongkar sedikit demi sedikit apa yang tidak aku ketahui. Aku coba buka FB adiknya. Astaghfirullah aladzim. Foto yang pernah dia kirimkan padaku, diupload adiknya ke FB dengan nama album "ME". Kata-kata yang dia foto dan dikirim padaku pun adalah kata-kata yang dia dapat dari cewek adiknya, padahal kata-kata itu untuk adiknya. Dia mencoba menjadi seorang yang puitis, berharap aku akan kemakan dengan semua keromantisannya. Sama sekali tidak ! Aku tidak akan percaya dengan semua omong kosongnya.<br />
<br />
<i>"Sayang, aku tidak bohong, </i><br />
<i>aku sakit, dan akan dibawa keluar negeri untuk berobat"</i><br />
<br />
Saat kumembaca isi BBM ini, aku hanya berdo'a dalam hati, <b><i>"Ya Allah, jangan engkau berikan dia penyakit yang tidak ada obatnya, hanya karena omongannya. Maafkan segala salahnya ya Allah"</i></b><br />
Bagaimana bisa dia berkata seperti itu, padahal dia masih dalam keadaan sehat ? Tak ada manusia didunia ini yang ingin mendapatkan penyakit. Tapi kenapa dia malah meminta penyakit pada Sang Illahi ?<br />
<br />
Dia selalu bilang bahwa aku selalu mendapatkan salam dari Mamanya. Ya, kuladeni saja. Dari pada aku bertengkar hanya karena hal bodoh. Berhentilah ! Berhenti bersandiwara. Berhenti mengucapkan semua kebohongan itu. Aku ingin sekali bertemu dengannya, dan mengungkapkan apa yang selama ini aku rasakan. Ya Allah, ujian dan cobaan apa lagi yang kudapatkan.<br />
<br />
Aku benar-benar lelah menghadapinya. Aku lebih memilih pergi.<br />
Aku hanya ingin dia berhenti. Berhenti bersandiwara, seolah-olah semuanya benar. Aku ingin dia berhenti.<br />
Berhentilah ! Aku mohon !<br />
<i><br /></i>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-13419563249970211042014-07-06T01:13:00.000-07:002014-07-05T11:12:09.681-07:00Apakah semua laki-laki seperti itu ?Kuingat semua kisah yang pernah aku jalani ataupun kisah teman-temanku yang sering bercerita tentang apa yang mereka alami. <i>"Cowok itu hanya berjuang diawal, setelah itu lihatlah, kita lebih sering dicuekin bahkan kita ngerasa nggak dianggap."</i><br />
Kalimatnya memang sangat kurasakan dalam hal apapun. Bagaimana tidak, mereka begitu berjuang diawal sebelum mendapatkan wanita yang diinginkan, setelah didapatkan, lihatlah apa yang terjadi. Mereka bahkan melakukan apa yang seharusnya tak pantas mereka lakukan, mulai dari berbicara kasar, jarang memberi kabar, selalu cuek dengan apa yang terjadi.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Bukankah ada yang pernah berkata, "Jika dia(laki-laki) itu mencintaimu dan berjuang untukmu dia akan memberi kabar padamu walaupun dia sedang sibuk". Tapi mengapa aku masih mendengar "KECUEKAN" dalam hal pacaran. Apakah semua laki-laki seperti itu ? Apa mereka hanya membutuhkan kita disaat mereka bosan dengan rutinitas mereka ? So, mereka menjadikan kita pelarian ? Itukah maksudnya ?<br />
<br />
Apakah perempuan harus menahan segala sesuatunya ? Menahan rasa ingin diperhatikan, rasa ingin dimanja walau hanya dengan komunikasi, menahan canda tawa yang ada. Apakah itu yang harus dirasakan ? Apakah laki-laki tak merasa rindu dengan kekhawatiran perempuan ?<br />
Banyak cerita yang kudengar, <i>"Gw udah coba buat nggak khawatir tapi tetap aja khawatir. Pas gw BBM/WA/SMS/Line malah gak di balas. Gimana nggak tambah khawatir coba ? Pas dibalas malah bilang,</i> <i><b>'Sayang aku capek banget, kita istirahat ya, kalau kamu belum ngantuk, aku istirahat duluan ya, kamu jangan tidur larut malam. Nite sayang, Love you :*'</b>. Gila nggak tu, berharap bakalan dapet perhatian, malah ditinggal tidur. Sampai kapan coba gw kayak gini ? Sampai kapan gw nahan sikap yang kayak gini. Dulu, diperjuangin banget, sekarang malah diabaikan setengah mati."</i><br />
<i><br /></i>
Kadang aku ngerasain hal yang sama dengan apa yang mereka rasain, tapi aku juga harus sadar diri, kalau aku bukanlah hal yang harus menjadi prioritasnya. Masih banyak hal penting yang harus dia kerjakan dan dia selesaikan. Mungkin sebagian laki-laki seperti itu, berjuang diawal setelah itu mereka abaikan, namun ketika kita (perempuan) memilih pergi, barulah dia berjuang untuk mendapatkan apa yang telah hilang dari hidupnya.<br />
<br />
Apakah semua laki-laki seperti itu ? Sampai kapan akan seperti itu ? Namun kenapa mereka harus melakukan itu ? Apa belum cukup sabar dan perhatian aku ke kamu ? Apa belum cukup rasa khawatir ini ?<br />
Tolong mengertilah hati ini juga ingin kau perdulikan, hati ini juga ingin kau perhatikan, hati ini juga ingin kau khawatirkan.<br />
Jangan buat aku berpendapat bahwa semua laki-laki itu sama ketika aku bertemu dengan orang yang sama untuk kesekian kalinya.<br />
Dan masih membekas pertanyaan itu, Apakah semua laki-laki itu sama ? Berjuang diawal lalu mengabaikannya setelah itu ?Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-76554461642980630912014-07-03T00:06:00.000-07:002014-07-02T10:06:48.651-07:00Dekapanmu Ketenanganku, Bunda.Malam itu aku termenung diatas ranjangku, aku menghadap kearah jendela, memandang langit yang tidak ditaburi bintang. Mataku mulai berkaca-kaca, detik demi detikpun berlalu, dan akhirnya airmata ini pun jatuh membasahi pipiku yang kering.<br />
<br />
Kutanyakan dalam hatiku,<i> "Ya Tuhan, apa aku benar-benar tak dapat merasakan cinta dan sayang yang tulus dari seorang laki-laki yang kucintai ? Kenapa aku selalu merasa tersakiti ? Kenapa aku selalu terluka dengan semua yang terjadi ? Aku tak menyalahkan takdir dan kehendak-Mu ya Allah, tapi takkah Kau izinkan aku sebentar saja merasakan kebahagiaan ?"</i><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Pertanyaan yang kian banyak menghantui pikiranku yang kacau karena keadaan. Air mata pun tak berhenti mengalir seolah-olah menceritakan pada dunia bahwa ini kesedihan yang tak dapat kutahan lagi. Kucoba tenangkan hati dan pikiranku dari sekian pertanyaan yang datang. Aku berserah pada-Mu ya Rabb. Aku keluar dari kamar dengan mata yang merah dan sembab. Aku keluar menuju teras rumah. Dari belakang seorang mendekapku erat. Tubuh yang berisi itu, tangan yang dingin dan kulit yang lembut. Aku didekap oleh seorang malaikat tanpa sayap, yang dimana Allah pernah titipkan aku dirahimnya. Ya, Bunda.<br />
<br />
Dekapan hangat dan rangkulan penuh cintanya membawa aku dalam ketenangan yang awalnya sulit kudapatkan. Bunda duduk tepat disebelahku dan kemudian merangkulku sambil mengatakan, <i>"Kenapa sayang ? Apa yang membuatmu sedih seperti ini ? Siapa yang melukai hatimu, nak ? Katakan, katakan pada bunda sayang, siapa orang itu ?"</i><br />
<br />
Aku menatap wajah Bunda yang tenang dan dingin sambil mengatakan, <i>"Bunda, apa aku tak bisa merasakan cinta dan sayang yang tulus dari seorang laki-laki yang aku cintai ? Kenapa aku selalu tersakiti, Bunda ? Kenapa aku selalu diabaikan ? Aku tak bisa merasakan Cinta yang tulus itu ? Apa salah jika aku bahagia, Bunda ?"</i><br />
<br />
Bunda menghela nafasnya, mencoba menenangkan aku yang menangis tiada henti.<i> "Anak Bunda yang cantik. Siapa bilang kamu salah ngerasain bahagia ? Kamu pantas bahagia, sayang. Dengarkan Bunda, laki-laki yang menyia-nyiakanmu suatu saat akan menyesal karena kehilangan ketulusan darimu. Nak, cinta dan sayang bunda ke kamu melebihi cinta dan sayang laki-laki yang kamu cintai. Mungkin bukan hak dan bukan jodohmu, nak. Percayalah, Allah sedang menguji keikhlasan kamu. Jangan sedih sayang, ayah dan bunda sangat sangat dan sangat mencintaimu, melebihi diri kami sendiri. Kami akan berikan kebahagiaan yang lebih dari yang kau inginkan, nak."</i><br />
<br />
Bunda mendekap aku dengan kasihsayang yang mampu membuatku tenang dan nyaman. Bunda menghapus airmata yang mengalir dipipiku. <i>"Bunda, terimakasih untuk cinta dan sayang yang tulus itu."</i><br />
Bunda kembali mendekapku dengan erat. <i>"Katakan pada Bunda jika ada yang melukai hatimu, nak. Karena jika dia melukai hatimu, itu sama saja dia melukai hati Bunda. Hapus airmatamu, sayang. Bunda akan selalu ada disampingmu kapanpun kau butuh Bunda, nak."</i><br />
<br />
Terimakasih untuk Bundaku tercinta, dekapanmu akan selalu aku rindukan, karena dekapanmu adalah ketenanganku, Bunda.<br />
Tetaplah sehat untuk melihat putrimu ini menjadi wanita yang sukses seperti Dirimu.<br />
Tetaplah kuat untuk melihat putrimu ini menjadi wanita dan ibu yang sholeha sepertimu, Bundaku.<br />
Karena walaupun usiaku bertambah dan semakin tua, aku tetap merindukan dekapan hangatmu.<br />
<br />
Love You So Much Mom<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-26346847055934184932014-07-02T00:53:00.000-07:002014-07-01T14:20:06.637-07:00TerlambatMalam itu aku pergi dari mimpiku yang membawaku kepada sebuah kebahagiaan yang mungkin dulu sempat dijanjikan dan sempat ingin diwujudkan. Aku pergi dan menghilang dari mimpi itu. Seolah-olah aku tak ingin kembali kedunia mimpi. Aku ingin berada didunia nyata, agar aku bisa merasakan bukan hanya satu orang yang ingin membahagiakan aku. Tuhan, jika aku boleh meminta, aku ingin tak pernah bermimpi yang indah atau pun yang buruk, biarlah segala sesuatunya langsung terjadi didunia nyata. Terlalu perih bukan ? Sakit yang pernah hilang aku rasakan kembali merobek-robek hati ini yang sempat telah tersusun rapi.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<br />
<a name='more'></a>Aku kehilangan cinta dan janji yang diutarakan. Aku terluka oleh kelakukan dan prilaku yang sebenarnya tak pantas untuk aku dapatkan. Kesedihan datang menghampiriku, namun kuyakin, Tuhan telah menyiapkan yang indah untukku. Selalu hadir kata-kata yang dia kirimkan untukku melalui sahabat-sahabatku. "RINDU, SAYANG, CINTA, PENYESALAN"</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Semuanya telah terlambat, aku datang untuk menyembuhkan lukamu ternyata aku diperlakukan lebih dari luka yang tergores dihatimu. Lalu setelah aku memilih pergi dan menyelamatkan hatiku dari rasa sakit, kau mencoba memperjuangkan kukembali lewat sahabat dan kakakku. Dimana hati nuranimu ? Kau abaikan aku, kau acuhkan aku, tak pernah kau hiraukan keberadaanku, namun sekarang kau ingin kukembali ? Belum cukup luka ini, dan ingin kau lukai lagi ? </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i></i><br />
<i>"Sayang, maafkan aku, aku khilaf, aku tau aku salah, maafkan aku. Aku janji bakalan berubah, aku ingin kita seperti dulu, aku ingin kau kembali sayang. Biarkan aku yang mengobati luka hatimu, aku tak ingin orang lain memilikimu selain aku. Aku sadar sayang, aku ingin kita kembali seperti dulu." </i></div>
<div>
Simpel bukan ? Kau minta maaf, dan berjanji tak mengulanginya lagi. Setelah aku pergi dan aku tahu semua kebohonganmu, kau minta kukembali ? Aku mungkin mudah memaafkanmu, tapi tak mudah untuk menerima kau kembali untuk hadir dihidupku, walau hanya untuk mengobati luka ini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>"Maaf, aku telah bahagia dengan orang yang mampu membuatku merasa ada, bahagia, nyaman dan aku diperlakukan sangat indah. Aku menyayanginya dan tak ingin kehilangannya. Jangan hadir dihidupku karena aku telah dapatkan kebahagiaanku. Orang yang aku yakin lebih baik darimu, walaupun perbedaan usia kami sangat jauh, setidaknya dia mampu memperlakukan aku lebih baik lagi. Aku menyayanginya."</i></div>
<div>
Jawaban yang kuberikan kepada sahabatku agar ia menyampaikannya padamu. Tapi kau tetap keras, kau siap menungguku hingga usiamu 30 tahun. Aku tak percaya soal itu. Karena dari awal saja kau telah membohongiku lalu untuk apa lagi aku percaya dengan semua ucapanmu ?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Semuanya telah terlambat, aku telah menyayangi orang lain yang lebih dapat memperlakukan aku dengan baik. Jangan hadir kembali jika yang kau inginkan adalah untuk menghancurkan hubungan aku dengan kekasihku kini. Dan malam itu aku kembali mendapat pesan singkatmu yang dikirim oleh kakakku kepadaku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>"Aku akan ikuti kemana kamu pergi, termasuk pindah kuliah. Aku ikut kemana kamu kuliah, aku nggak peduli. Aku sayang kamu, aku cinta kamu. Aku tau aku salah, aku minta maaf"</i></div>
<div>
Aku tak lagi menghiraukan pesan singkatmu yang kau kirimkan melalui sahabat dan kakakku. Aku sama sekali tidak peduli. </div>
<div>
Semuanya sudah terlambat. Takkah kau lihat aku bahagia dengan kehidupanku kini ? Bersama dia yang aku sayang dan cintai. Jadi ku harap tak usah kembali.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Apa belum cukup luka ini ? Apa belum puas kau lukai hati yang dulu ingin menyembuhkan lukamu ? Kebohonganmu sudah cukup membuatku percaya, kau bukan yang terbaik. Jangan hadir dan jangan kembali. Aku telah bahagia dengan pilihanku kini, dan yang terpenting adalah dia lebih baik dari dirimu. Aku menyayanginya, dan ku mohon jangan rusak hubungan yang sedang kujalani. Temukan kebahagiaanmu. !</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Semuanya sudah terlambat. Bahagiamu bukan denganku dan bahagiaku bukan denganmu.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-67022625002368915882014-04-17T06:54:00.001-07:002014-04-17T06:55:41.148-07:00Bukan aku yang menangis, tapi hatiku !Kita jalani semuanya dengan indah, walaupun perdebatan tak pernah henti antara kita. Tapi kau katakan padaku bahwa itulah yang mendewasakan kita. Kau tau, aku sangat membanggakanmu didepan semua orang. Aku bangga memilikimu, aku bangga menjadi milikmu, aku bangga bisa menjadi bagian dari hidupmu. Tapi kesalahan yang sama selalu kau buat.<br />
<br />
Aku lupakan kenangan masalaluku, aku lupakan orang yang pernah aku sayang, bahkan sangat kusayang demi dirimu. Demi menghargai kehadiranmu. Tapi apa yang kau lakukan ? Kau tanyakan tentang mantanmu padaku. Apa kau tak berfikir bagaimana kecewanya aku ? Bagaimana luka hatiku ?<br />
<br />
Mungkin beberapa minggu yang lalu aku masih selalu meneteskan airmata ketika kau bicara tentang masalalumu. Tapi sekarang aku lelah untuk menangis. Aku lelah untuk meneteskan airmataku. Biarlah aku menahan tangis walau sakit didadaku. Aku diam untuk sekarang karena aku tak ingin memperburuk suasana, sayang. Aku ingin mempertahankanmu, tapi sikapmu menunjukkan bahwa aku tak pantas untuk bertahan denganmu.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Aku lelah sayang, aku lelah. Aku hanya ingin kejujuranmu. Jika pun rasa sayang itu masih ada, aku siap menerima semuanya sayang. Aku siap. Sekarang bukan aku yang menangis, tapi hatiku. Hatiku yang meneteskan airmata, sayang. Kau memang tak tahu, bahkan tak ingin tahu. Tapi mengertilah sayang, walau hanya sedikit. Pahami, bahwa aku kecewa.<br />
<br />
Biarkan hatiku yang menangis, karena aku tak ingin orang lain tahu bahwa aku sedang kecewa sayang. Takkah kau lihat sayang ? Aku masih bisa tersenyum, aku masih bisa tertawa. Itulah aku, sayang. Akan tetap seperti ini. Aku menyayangimu walau aku tahu kau masih mengharapkan kehadirannya, bukan kehadiranku.<br />
<br />
Biarkan hatiku yang menangis sayang. Hanya itu yang membuatku tenang.<br />
Aku menyayangimu dalam do'a. <br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-25234194645203185672014-03-26T19:51:00.000-07:002014-03-26T05:51:40.859-07:00Untuk Mu yang Kurindukan.Dinginnya malam mulai mencekamku.<br />
Menusuk tulangku.<br />
Hingga ngilu sendiku.<br />
Angin yang berhembus,<br />
Seolah-olah berkata "Kau Merindukanku"<br />
<br />
Apakah benar ?<br />
Dengarlah jeritan hati ini, sayang<br />
Aku selalu merindukanmu,<br />
Dalam tiap tidur, dan mimpiku<br />
Izinkan aku bertemu denganmu, sayang<br />
Walau hanya dalam hitungan jam.<br />
<br />
Untukmu yang selalu kurindukan<br />
Jauh mengajarkan aku menahan segala rindu yang terpendam.<br />
Menjadikan aku sosok setia,<br />
yang menunggumu hingga kembali dari negeri orang.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Untukmu yang kurindukan,<br />
Akan kah kita menyatu dalam ikatan cinta yang penuh kasih?<br />
Yang Tuhan berikan hanya untuk kita yang tulus mencintai<br />
Begitu indah anugerah yang Tuhan berikan untukku.<br />
<br />
Kehadiranmu yang menemani tiap canda tawaku.<br />
Memanjakanku dengan kasih sayang yang tulus.<br />
Mengenalmu sudah cukup lama,<br />
Tak lagi kurasakan keraguan dihati ini.<br />
Yang kunantikan adalah kehadiranmu disampingku.<br />
<br />
Kasihku,<br />
Rindu ini selalu menghantuiku,<br />
Bagai rumah angker yang tak berpenghuni.<br />
Bagai malam yang merindukan rembulan.<br />
<br />
Untukmu yang kurindukan,<br />
Terimakasih telah menjadi sosok dewasaku,<br />
Yang mengobati luka hatiku karena keegoisan.<br />
Yang mengembalikan canda tawa itu.<br />
<br />
Untukmu yang kurindukan,<br />
Kunantikan kehadiranmu disini,<br />
Dengan penuh suka cita.<br />
Jaga hatimu untukku, hai belahan jiwaku.<br />
<br />
<br />
Dari seseorang yang merindukan kehadiranmu Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-407719140165695642014-03-22T19:27:00.000-07:002014-03-22T05:27:26.451-07:00Kerinduanku tak terbendung Malam itu aku terbaring diatas tempat tidurku membaca buku yang akan kupelajari esok. Aku melihat boneka Danbo mungil itu menghiasi meja belajar yang menjadi tempat favoritku. Terdengar Handphoneku yang bernada dering A Thousand Years. Tiba-tiba aku mengingat sosokmu yang gagah dan bijaksana. Yang mengajariku banyak hal dalam kehidupan.<br />
Kadang aku merasa bodoh jika aku masih merindukanmu yang tak pantas kurindukan. Tapi ntahlah, Tuhan memberikan rasa rindu ini untukku, Tuhan memberikannya dengan sebuah ketulusan. Aku merindukan Danbo kecilku. Aku merindukan saat menangis bercerita denganmu, semua curhatanku denganmu. Akan kah kau ingat semua itu ?<br />
Danbo boneka indah yang mungil yang saat itu kau berikan untukku, dihari spesial(Valentine). Boneka itu menyimpan banyak kenangan indah antara kau dan aku yang tak pernah menjadi KITA.<br />
Kerinduanku pada sosok laki-laki dewasa itu tak bisa terbendung lagi. Aku rindu, sangat rindu. Akan kah kita bisa bersama kembali walau hanya sebagai teman ? Tuhan begitu sayang denganku hingga rasa sebagai seorang adek tak hilang untukmu. Aku rindu manjamu, aku rindu perhatianmu, aku rindu leluconmu. Aku rindu itu.<br />
Akankah terulang masa-masa dulu ? Masa dimana aku menghabiskan waktuku bersamamu. Masa dimana kau begitu menghargai waktu yang aku sisihkan untukmu. Sekarang kau pergi dengan pilihan yang kau yakini akan bahagia. Pergilah. Kejar dan jaga cintamu. Jangan sia-siakan dia. Kuharap kau bahagia.<br />
Malam ini aku memberanikan diri menulis tentangmu. Tentang Danbo kecilku yang manja. Kapan kau kembali, walau hanya dalam mimpiku ? Kapan saat bersamamu terulang lagi ?<br />
Kerinduanku tak bisa kubendung lagi, aku rindu sosokmu yang tenang. Yang tau bagaimana aku.<br />
Kembalilah, temani hari-hariku seperti dulu.<br />
<br />
Dari aku pengagummu dalam do'aAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-64686576059110705292014-03-15T14:25:00.000-07:002014-03-15T00:25:13.006-07:00Ayah bilang, Aku gadis HebatSuatu hari aku duduk diteras rumah, aku melihat indahnya langit malam. Kelap kelip bintang, dan terangnya sinar rembulan. Ayah tiba-tiba datang menghampiriku sambil mendekapku, lalu mengatakan, "Little Angelnya ayah tu hebat". Aku terkejut dan langsung melepas dekapan ayah.<br />
"Maksud ayah ?".<br />
<br />
Ayah perlahan menatap mataku dengan penuh cinta dan kasih sayangnya.<br />
"Nak, ayah tau kau lelah belajar. Ayah tau kau capek. Lihatlah nak, matamu sudah seperti mata panda karena kekurangan tidur. Lihatlah rambutmu yang mulai rontok dan fisikmu yang mulai lemah. Ayah tau kau tak sanggup. Tapi semuanya kau sembunyikan. Ayah tau saat pulang sekolah kau capek dan ingin tidur sebentar, tapi demi adikmu, kau hilangkan rasa itu untuk menemaninya bermain. Nak, dari sekian banyak anak teman ayah, tak ada yang sepertimu. Tak ada yang sanggup untuk tidak tidur demi belajar. Ayah tak menginginkanmu kerja sambil kuliah bukan ayah egois. Hanya saja, ayah tak mau kau kelelahan hingga nanti ayah melihatmu kembali terbaring diatas tempat tidur dengan keadaan tak berdaya."<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Ayah berhenti berbicara, lalu aku menghela nafas, dan berkata,"Ayah, perjuangan yang aku lakukan, tak berarti dibandingkan dengan perjuangan Ayah dan Bunda yang membesarkan aku dan mendidik aku menjadi anak yang sekarang. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan, ayah. Mimpimu dan mimpi kita adalah harga mahal yang harus aku perjuangkan. Bukankah ayah pernah bilang,"nak tak ada yang bisa ayah beri nanti, kecuali ilmu bukan harta yang banyak", iya kan ayah ? Nah sekarang, ilmu kerja keras, ilmu pantang menyerah yang aku lakukan dan itu aku dapat dari ayah."<br />
<br />
Ayah memelukku erat, lalu berkata, "Nak, kau seorang perempuan, tapi kegigihanmu bak seorang laki-laki. Dulu saat duduk dibangku SD, kau bukan sosok perempuan yang lembut nak, kau Tomboy. Tapi sekarang ayah lihat, kau berubah, menjadi perempuan yang lembut, bijaksana, dewasa, pekerja keras. Kau hebat nak. Kau gadis ayah yang hebat."<br />
<br />
Dalam dekapannya, aku menangis, dan berkata, " ayah, semua aku lakukan untuk kebahagiaanmu dan bunda. Tak ada yang lebih membuat aku bahagia, melainkan kebahagiaan kalian. Ayah, aku hanya gadis biasa. Yang masih banyak kekurangannya. Mungkin karena aku dilahirkan dari seorang malaikat yang hebat makanya aku menjadi anak yang hebat. Dan aku dibimbing oleh Raja yang hebat. Ayah, ini demi mu dan bunda."<br />
<br />
Ayah melepas pelukannya, lalu berkata, "Tetap nak, kau gadis ayah yang hebat. yang masih mampu tersenyum padahal lelah, yang masih sanggup untuk bertahan padahal kau ingin terjatuh. Tak ada yang mengganti kata-kataku nak, kau tetap gadis hebatnya ayah sampai kapanpun. Tetap ceria seperti ini nak, tunjukkan pada duniamu, bahwa kau tak pantas diremehkan. Aku menyayangimu gadis kecilku."<br />
<br />
"Ayah aku sudah 18 tahun, jangan panggil aku gadis kecil lagi..."<br />
Lagi-lagi ayah mengkecup keningku, "Kau tetap gadis kecil ayah yang hebat nak, sampai kapanpun"<br />
aku memeluk ayah dan mengatakan, "Aku sayang ayah"<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-28534662800216831732014-03-02T23:03:00.000-08:002014-03-02T08:04:01.501-08:00Duniaku adalah duniakuSetiap hari, aku jalani hidupku sesuai dengan apa yang Tuhan berikan. Melangkahkan kakiku setapak demi setapak. Jika aku lelah, aku berhenti. Tak pernah aku meminta kalian temani aku untuk berjalan. Aku tak pernah memaksa kalian untuk ikut melangkah maju bersamaku. Cukup diriku yang beranjak pergi. Aku bukan seorang penulis hebat, yang mampu bercengkrama dengan kata-kata indah dalam tulisannya. Ini diriku, yang dilahirkan oleh seorang ibu yang hebat.<br />
<br />
Kalian tahu ?<br />
Aku paling tidak suka ketika kehidupan pribadiku dicampur tangani oleh orang-orang yang tidak berhak ada dalam hal itu.<br />
Kalian tahu ?<br />
Itu mengganggu jalan pikiranku, yang awalnya tenang menjadi berantakan.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Kalian tak suka jika aku ikut campur dengan urusan pribadi kalian, bukan ? Lalu kenapa kalian selalu mencoba ikut campur dalam hal pribadiku ? Itu sangat menggangguku.<br />
Ini Hidupku, Ini adalah Duniaku. Kalian punya dunia sendiri, bukan ? Untuk apa mencoba masuk kedalam duniaku terlalu jauh ? Aku tak butuh itu.<br />
<br />
Ya, kalian teman-temanku. Tapi bukan berarti kalian bebas ikut campur dalam hal apapun dikehidupan pribadiku. Jangan terlalu jauh untuk ikut campur hal pribadiku, teman. Karena itu hanya buang-buang waktu kalian saja.<br />
<br />
Biarkan aku jalani hidupku dengan apa yang aku pikirkan, karena aku tau resiko dari setiap keputusan yang aku ambil. Tak butuh terlalu jauh untuk masuk kedalam duniaku, kalian hanya perlu menasehatiku, jika aku salah. Hanya itu, tak banyak.<br />
<br />
Duniaku adalah duniaku.<br />
Duniamu adalah duniamu.<br />
Tuhan telah menuliskan apa yang harus aku lakukan dalam duniaku, begitupun kalian.<br />
Jalani saja dengan semestinya. Tidak perlu melangkah terlalu jauh, hingga kalian letih dan tak ingin melangkah untuk hidup kalian.<br />
<br />
<br />
Dari aku yang bosan dengan tingkah kekanak-kanakan kalian Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-24602319627015256432014-02-16T17:36:00.000-08:002014-02-16T02:40:26.183-08:00Bulan Penuh Cinta"Bulan ini bulan Februari ya ?" tanyaku pada teman sekelasku.<br />
"iya emang kenapa ?"<br />
"nggak ada cuman nanya aja"<br />
Aku ingat bulan ini adalah bulan penuh cinta bagi mereka yang selalu merayakan yang namanya "Valentine's Day". Aku tak pernah merayakan itu, bahkan aku tak pernah ingin merayakan itu walaupun aku memiliki kekasih. Bagiku setiap detik, setiap menit, setiap jam, bahkan setiap hari, adalah hari kasih sayang.<br />
<br />
Kasih sayang yang ada bukan hanya dari cara mengaplikasikannya ke hal yang seharusnya tidak pantas kita lakukan. Bagiku perhatiannya, kata-kata indahnya, bahkan pengertiannya adalah sebuah lukisan kasih sayang yang selalu aku dapatkan dari laki-laki istimewa yang menjadi kebanggaan hatiku ini. Tidak perlu dirayakan ditanggal 14 Februari, karna aku dan dia selalu merayakan hari kasih sayang. Bukan hanya kepada dia, tapi kepada keluargaku.<br />
<br />
Bulan penuh cinta bukan hanya bulan FEBRUARI, tapi setiap bulan adalah bulan penuh cinta. Aku bangga menjadi milik laki-laki istimewa itu, yang selalu ada untukku, yang selalu menjadikan aku istimewa dalam hidupnya. Aku dan dia bukan hanya untuk bersenang-senang menjalin hubungan, tapi untuk belajar memperbaiki diri masing-masing.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Sayang, ini bulan penuh cinta, aku ingin menjadi sosok yang lebih istimewa untukmu, yang selalu kau banggakan dihadapan teman-temanmu, yang menjadikan aku merasa berarti. Ku harap ini selalu berjalan sayang, dibulan yang penuh cinta, bukan hanya bulan ini, aku selalu berdo'a "Jika kau bukan milikku, maka aku ikhlas melepaskanmu dengan orang lain, tapi jika kau memang ditakdirkan untukku, maka aku akan berjuang untuk mempertahankanmu"<br />
<br />
Sayang, bukankah kau pernah mengatakan bahwa aku adalah semangatmu ? Aku akan selalu ada untukmu sayang, untuk menemanimu, hingga akhirnya takdir yang memisahkan kita.<br />
Mungkin dibulan yang penuh cinta ini banyak orang yang berharap lebih kepada Tuhan, tapi aku setiap hari selalu berdo'a agar Tuhan memberikan kita yang terbaik.<br />
<br />
Aku menyayangimu.<br />
Hari kasihsayang untuk kita bukan hanya bulan ini sayang, tapi untuk bulan seterusnya.<br />
Berjanjilah untuk selalu berada disampingku. Aku menyayangimu bukan karena nafsuku tapi karena kepribadianmu yang indah.<br />
<br />
Selamat hari kasihsayang, pangeran bandelku..<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-6712615983260906932014-02-16T17:15:00.000-08:002014-02-16T02:15:23.066-08:00TerimaKasih Untuk Semua KasihSayangMuAwalnya ku yakin dengan semua perkataan mereka yang hanya ingin menghancurkan hubungan kita yang akan memasuki usia 1 bulan. Hubungan ini baru kita jalani, aku dan kau yang berjalan mengikuti garis kehidupan. Belajar untuk terus memperbaiki diri kita masing-masing. Sekalipun aku tak pernah tau, akankah kita ditakdirkan bersama atau tidak. Tapi kau, mengajarkan aku banyak hal tentang kehidupan. Mandiri, dewasa, bijaksana, terutama dekat dengan Sang Khalik. Kau bimbing aku walaupun kadang kau mengatakan kau masih belum sempurna. Kita masih sama-sama belajar untuk menjadi yang lebih baik bukan ?<br />
<br />
Memasuki usia 1 bulan.<br />
Banyak hal yang kita lewati bersama, hingga akhirnya kau buat aku nyaman dan takut kehilangan. Kau menjadi semangatku dalam segala hal. Menjadi obat ketika sepiku datang. Perhatian yang jarang kudapatkan. Kau hadir ditengah-tengah kehidupanku, menjadi sosok laki-laki istimewa. Membuatku menutup mata dari sekian banyak yang datang. Bahkan aku lupa bagaimana rasanya sakit ketika kau datang dalam setiap hari-hariku, datang untuk kembali melukis indahnya hidup ketika aku merasakan sakit yang terlalu sering.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Sore itu, aku dan kau menapaki jalan yang penuh dengan debu. Melewatinya dengan canda tawa yang indah. Kau katakan padaku, bahwa aku adalah semangatmu. Aku bahagia, aku senang, aku bangga. Karna kau membuktikan bahwa kau tak seperti yang mereka katakan. Kau buktikan itu sayang. Kasih sayang yang kau beri, perhatian yang selalu kau berikan untukku, kata indah yang membawamu kedalam mimpiku. Semuanya indah.<br />
<br />
Harapan yang kita lukis dalam semua hubungan adalah selalu ingin bersama sampai akhirnya Tuhan mengatakan "Kalian Tidak Bisa Bersatu". Ya, kita selalu melukis harapan itu sayang. Ketika aku marah, aku kesal, aku jengkel dengan tingkahmu yang membuatku akhirnya meneteskan airmata karna aku tak sanggup menahannya sendiri, kau pegang erat tanganku, lalu kau katakan "Maaf sayang, aku tau aku salah, aku minta maaf, tapi tolong, jangan marah dan nangis lagi"<br />
Kata-kata itu membuat hatiku luluh, kemarahan itu hilang. Baru kali ini aku mampu menangis seperti ini. Aku takut kau pergi, aku takut sendiri tanpa ada semangat darimu, aku takut untuk melewati kehidupan tanpamu.<br />
Aku belum siap untuk melihatmu dengan yang lain, walaupun nanti aku harus siap ketika kau tak ditakdirkan untuk menemaniku dalam melewati hidup.<br />
<br />
Kau memberikan arti penting dalam kehidupanku, terimakasih untuk semuanya, untuk pelajaran yang kau berikan dalam kehidupanku. Terimakasih untuk hari-hari yang kau beri untukku. Terimakasih sayang. Semoga apa yang kita harapkan menjadi kenyataan yang aku Tuhan wujudkan untuk Aku dan Kau yang selalu berharap menjadi KITA.<br />
<br />
<br />
Dari aku yang selalu menyayangimuAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-44994289762372266722014-02-16T16:20:00.000-08:002014-02-16T01:20:31.528-08:00LUPAKAN<span style="background-color: #fb5e53; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.200000762939453px;"><span style="background-color: white;">ketika kau katakan...<br />kau kan memanjakannya...<br />jujur ku sakit...<br />karena kau tak pernah lakukan itu untuk ku..<br />ntahlah...<br />ku bingung bagaimana caranya untuk lupakan mu...<br />kadang ku coba pergi...<br />namun lagi2 ku tak mampu...<br /><br />begitu banyak orang yang menyayangiku...<br />tapi kenapa...<br />kau sulit untuk d gantikan...<br />ya tuhan....<br />ku bahagia ketika dia bahagia...<br />karena bahagia ku bukan hanya memilikinya...<br />tapi di saat aku bisa melihat senyum cerianya..<br />walaupun dia tersenyum dengan orang lain...</span></span><br />
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4294327362018313990" name="more" style="background-color: #fb5e53; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.200000762939453px;"></a><span style="background-color: #fb5e53; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.200000762939453px;"><span style="background-color: white;"><br />ya tuhan...<br />ketika suatu saat Engkau membalikkan hatinya kepada ku....<br />namun aku tak bisa lagi menyayanginya...<br />ku mohon biarkan ku pergi dengan kebahagiaan ku...<br />dan biarkan dia mengejar cinta nya yang lain...<br /></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="background-color: #fb5e53; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.200000762939453px;"><span style="background-color: white;">kini ku bahagia dengan sahabat2 ku...<br />bahagia dengan keadaan ku kini..<br />walaupun terkadang ku menangis mengingat semua hal yang pernah kami lewati...<br /><br />tapi ku sadar...<br />bahwa jarum jam takkan mungkin mundur kebelakang...<br />aku pun takkan mungkin memutar hari yang tlah berlalu....<br />aku tak bisa mengembalikan dia ke kehidupanku lagi...<br /><br />satu inginku pada mu ya rabb...<br />jika nanti rasa ini telah hilang untuknya...<br />ku mohon izinkan orang lain untuk menempati ruang hati yang kosong dan sepi ini...<br />hapus dia dari hidup ku ya rabb...<br />aku mohon...<br /><br />aku ingin bahagia dengan orang lain...<br />yang lebih mampu buat ku tersenyum...<br />dan mampu menerima semua kekuranganku...<br />mampu menutup kekurangan ku dengan kelebihan yang dia miliki...<br /><br />ku mohon ya allah...<br />hapuskan dia dari kehidupanku...<br />biarkan ku buka hatiku untuk seseorang yang lebih bisa menghargai ku...<br /><br />jika waktu yang berbalik...<br />dan jika dulu aku yang mengemis cinta padamu...<br />namun jika suatu saat kau yang mengemis cinta padaku.<br />jangan salahkan aku jika suatu saat aku berkata.<br />"Aku telah bahagia bersamanya. ku mohon jangan ganggu kehidupanku. aku ingin bersamanya"<br /><br />bukan maksud ku untuk membalas semuanya...<br />hanya saja, aku ingin kau tau bagaimana rasa sakit itu...<br />aku ingin kau tau bagaimana rasa yang pernah kau abaikan...<br /><br />ku mohon...<br />pergi dari kehidupan ku...<br />jangan pernah kembali...<br />karena kembali pun kau ke kehidupanku...<br />ku takkan mampu mengembalikan semuanya seperti dulu...<br />dan semuanya takkan kembali...<br />jika aku telah menyayangi orang lain....<br /><br />maaf kan aku...<br />:(<br />jangan ingat semua yang pernah terjadi antara kita...<br />lupakan....<br />karena ku kan lakukan hal yang sama "MELUPAKAN"<br />:)<br /><br />dia telah menggantikan posisi mu....<br />karena kamu yang membuat ku untuk menghapus semua kisah tentang mu...<br />LUPAKANLAH..<span style="color: #8e7cc3;">..</span></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-78532131582830255912014-01-19T06:58:00.001-08:002014-01-19T07:02:29.789-08:00Bahagia dan LukaSelamat tanggal 9 Januari Sayangku.<br />
Tanggal indah nan cantik. Mungkin kau takkan mengingat, tanggal apa itu ? Selamat 1 tahun pertemuan kita sayang. Aku bertemu denganmu tanggal 9 Januari 2013. Mulai mengenal dan mulai mengagumimu. Itu bukan inginku sayang, percayalah. Itu hanya rasa yang diberikan Tuhan padaku.<br />
Aku hanya bisa menerima tanpa mampu menolak apa yang Tuhan berikan untukku. Kisah kita dimulai dari tanggal 9 Januari itu sayang. Tidakkah kau ingat ? Saat pertama bertemu kau coba bertanya padaku, saat aku sedang menunggu jemputanku, "Dijemput ?". Lalu kujawab, "Iya". Kaupun berlalu dari hadapanku.<br />
<br />
Sayang, kini tak seindah dulu, aku melewati tanggal 9 Januari hanya sendiri, tanpamu, tanpa kisah kita. Bahkan hari spesialku pun kau tak ingat. Taukah kau sayang, apa kado yang terindah dalam hidupku ?. Melewati malam bersamamu. Itu sudah lebih dari cukup. Bagimu itu biasa, tapi bagiku, itu indah, sayang. Melihatmu dari jarak yang dekat, melihat senyum khasmu, melihat tawa indahmu. Rinduku terobati setelah kau pergi tanpa kabar selama 8 bulan. Tiba-tiba kau kembali dengan suara yang khas, perhatian yang membuatku kembali menemukan sosok kau yang sempat hilang.<br />
<br />
Pertemuan singkat kita yang hanya berjalan tidak lebih dari 3 hari. Kau buatku menangis hanya karena hal yang mungkin kau anggap tidak penting. Ini hati sayang, bukan taman bermain. Kau tak bisa sesukamu pergi lalu datang kembali. Bukan itu yang aku mau, sayang. Aku mau kau tetap disini.<br />
Kebodohan terbesarku adalah tetap menunggumu datang, sedangkan kau telah bahagia dengan dia yang menjadi pilihanmu.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Aku hanya seorang gadis kecil, yang beda jauh denganmu. Kita berbeda 8 tahun sayang, aku terlahir dari keluarga yang sederhana, sedang kau dari keluarga yang terpandang. Aku sadar itu sayang. Tapi taukah kau ? Harta bisa dicari sayang.<br />
<br />
1 Tahun setelah pertemuan itu. Kebahagiaan yang kurasa sayang, aku merasakan sebuah kenyamanan yang hebat. Dan itu yang kau lakukan. Tapi ternyata dibalik kebahagiaan itu, kau goreskan luka terhebat sayang. Aku hanya kau manfaatkan untuk dapat menyelesaikan tugas kuliahmu. Apakah kau tak tau bagaimana perasaanku ? Aku terluka. Tapi kau ? kau malah masih saja bisa tersenyum dan tertawa.<br />
<br />
Apa kau pernah tau, aku menangis karena luka itu ? Aku mulai menjauhimu sayang. Aku hanya bisa merindukanmu lewat do'a. Aku tertawa, tersenyum bersama sahabatku, apa kau tau bahwa ketika malam datang aku merindukan sosokmu ? Kau tak pernah tau.<br />
Awalnya kukira kau takkan pergi lagi seperti angin yang berhembus, tapi ternyata ? Kau pergi lagi, tanpa sepatah kata yang ku dengar. Apa maumu sayang ? bukankah semuanya telah kulakukan ?<br />
Mungkin ini yang dapat aku lakukan, mengagumimu dalam do'a, menyayangimu dalam do'a, dan menjagamu dalam do'a. Itu sayang, hanya itu.<br />
<br />
Laki-laki jurusan Administrasi Negara. Ya, kau sayang. Kau yang buatku lupa bahwa sebelumnya aku pernah terluka. Dan akhirnya kaulah yang menorehkan luka, dan yang sulit kulupakan.<br />
Selamat 1 Tahun sayang. Semoga kebahagiaanmu menjadikan aku lebih bahagia.<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Dari aku penggemarmu dalam do'a</b><br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-19333915250325384232013-12-23T19:36:00.000-08:002014-01-26T08:11:46.134-08:00Profil<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUUgGxdDBG-kqh37CBSM0pEVbEm2q462zQyn571hQpesy1B_DnuJuofYn4Vs48TrzkKN1MSZXgWdFaEoDevuFkTB5u3brBhoC7jAavB7hDoAVprR34J24zEbpoBuyQ7eFGAxL01ezAm_M/s1600/aku.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUUgGxdDBG-kqh37CBSM0pEVbEm2q462zQyn571hQpesy1B_DnuJuofYn4Vs48TrzkKN1MSZXgWdFaEoDevuFkTB5u3brBhoC7jAavB7hDoAVprR34J24zEbpoBuyQ7eFGAxL01ezAm_M/s320/aku.jpg" height="320" width="305" /></a></div>
All About Me :)<br />
<br />
Namaku Riska Maghfira, akrabnya Ika.<br />
Aku lahir di Pekanbaru, tanggal 2 Desember 1995.<br />
Aku anak perempuan semata wayang. hihihihi,<br />
Aku anak perempuan satu-satunya makanya dibilang semata wayang, tepatnya aku anak pertama.<br />
Aku punya dua adik laki-laki yang super duper bandel.<br />
Aku dan adikku yang pertama beda 6 tahun, dengan adikku yang kedua bedanya 15 tahun.<br />
<br />
Aku pernah bersekolah di SD Negeri 006 Pekanbaru, sekarang nama sekolahnya SD Negeri 76 Pekanbaru.<br />
Aku juga pernah bersekolah di Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas, Padang Panjang, Sumatera Barat.<br />
<br />
Sekarang aku bersekolah di SMK Negeri 6 Pekanbaru, jurusan RPL. Awalnya aku masuk jurusan IT itu hanya karena penasaran dengan yang namanya Komputer. Karena dari SD aku paling benci yang namanya belajar Komputer, tapi liat ayah yang banyak nemuin sesuatu kalau udah dikomputer, buat aku jadi ingin tahu. Dan akhirnya masuk deh dijurusan itu. Awalnya juga aku gak yakin bisa berhasil dibidang itu, tapi alhamdulillah akhirnya aku sampai dikelas 3.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Menunggu UKK, UAS dan UN. Detik-detik yang menegangkan. Aku punya keinginan untuk melanjutkan kuliah dijurusan Sastra Inggris dan Pendidikan Matematika. Ya cita-citaku jadi guru, paling tinggi Dosen. :)<br />
Ayah maunya aku masuk jurusan IT lagi. Tapi kecintaanku pada Bahasa Inggris dan Matematika, buat aku bersihkukuh untuk tetep masuk jurusan itu, ya walaupun tidak bisa dua-duanya, setidaknya salah satu kecintaanku terpilih.<br />
<br />
Dari TK hingga SMK, alhamdulillah prestasi tetep aku pegang. Karena hanya prestasi yang bisa membuat kedua orang tuaku bangga. Aku punya hobby yang kadang-kadang buat aku lebih nyaman begadang demi hobbyku. Aku hobby membaca, menulis dan mendengarkan lagu. Menulis sudah menjadi hobbyku dari kecil. Hingga SMP pun aku menulis, ya sejak SMK saja menulis jadi terbatas, karena kebanyakan aktivitas belajar.<br />
<br />
Waktu SMP pernah punya cita-cita menulis, tapi dilarang keras sama ayah. Kata ayah, "Menjadi seorang penulis itu susah, apa lagi kalau buku yang terjual itu gak sesuai dengan prediksi awal kita. Boleh kok menulis, tapi jangan jadikan prioritas utama. Selingan aja."<br />
<br />
Makanya kalau lagi FREE belajar, dan bosan dengan kesibukan belajar, aku selalu menghabiskan waktuku didepan laptop atau buku walau hanya sekedar menulis.<br />
Ya puisiku tak seindah puisi Pak Taufiq Ismail, Pak Khalil Gibran. Cerita-ceritaku juga tak sebagus karya Pak Habiburrahman El-Shirazy. Tapi berusaha ingin seperti mereka adalah mimpiku.<br />
Menjadi seorang penulis walau hanya untuk menyalurkan hobby dan kegemaranku dalam menulis.<br />
<br />
Hmmm..<br />
Mungkin sampai sini aja kalee yaa tentang aku. kalau mau lebih jelas tentang aku, bisa<br />
Add My Facebook : Rizkha Maghfira<br />
Follow Twitterku juga bisa : @rizkhaikaa_<br />
E-mail : ikha.maghfiera@gmail.com<br />
<br />
Terimakasih sudah berkunjung keblogku... :)<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-67204506323427315852013-12-23T15:39:00.000-08:002014-01-18T04:57:00.770-08:00Semua TentangmuMalam itu aku ingin sekali kembali menulis tentangmu yang pernah hadir dalam hidupku. Kembali mengingat kenangan indah antara kau dan aku yang tak pernah menjadi KITA. Kenangan yang selalu hadir ketika sepi yang kurasa kembali lagi disetiap malamku. Lagu "A Thousand Years" yang dinyanyikan oleh "Christina Perri" kembali mengingatkan aku kepada sosok laki-laki yang mengagumkan.<br />
Kau adalah laki-laki pertama yang membuat aku kagum dengan semua kelebihanmu. Laki-laki yang sangat dewasa. Yang banyak mengajarkanku tentang kehidupan.<br />
<br />
Saat itu, aku selalu siap kau hubungi ditengah malam, padahal kadang aku telah terlelap dalam lautan mimpi indahku. Mendengar ceritamu ditengah-tengah dinginnya malam, aku bahagia walaupun dalam keadaan kantuk yang kadang tak bisa kulawan. Aku selalu siap mendengar semua curhatanmu tentang masalalumu dulu. Awalnya kurasa biasa, tapi lama-lama aku sakit ketika kau bercerita tentang mantanmu. Aku sendiri tak tahu apa yang harus kulakukan, ketika aku mendengar ceritamu. Apa aku berpura-pura perduli ? atau Aku harus mengalihkan pembicaraan itu ?<br />
Aku sendiri bingung. Tapi aku harus menyadarkan diriku, bahwa aku bukan siapa-siapa dalam hidupmu.<br />
<br />
Tiga bulan aku kenal dan dekat denganmu. Melewati hari-hari yang indah walau hanya sebentar. Makan siang bersama, shalat bersama, walaupun saat itu kau bukan imam dalam shalat. Tertawa dan bersenda gurau bersama. Melewati malam bersama walaupun tidak terlalu sering. Bercerita ditengah malam yang sunyi. Tidak bisa tidur jika aku tak mendengar kabar darimu.<br />
Tapi aku coba sadar, "Hello Ca, sadar dong. Kamu bukan siapa-siapa dia, jadi pacar aja gak pernah, penting banget dia mau ngabarin kamu."<br />
Lagi-lagi aku coba tepis semua kerinduanku pada sosok laki-laki itu.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Hari minggu itu. Kau menghubungiku saat berada dikampus. Tepatnya saat sedang makan siang. Saat itu aku baru mengistirahatkan badanku dari aktivitas hari minggu yang sangat membosankan, tapi kadang menyenangkan.<br />
Aneh kurasa. Jarang kau menghubungiku disiang hari, biasanya kau menghubungiku dimalam hari saat aku sedang terlelap tidur.<br />
Kau selalu menyempatkan diri untuk menghubungiku ketika aku minta tolong untuk membangunkanku dari tidurku agar aku bisa melaksanakan shalat tahajud. Kadang setelah percakapan panjang diponsel itu, kau mengingatkanku untuk membangunkanmu pagi-pagi, agar kau tak terlambat berangkat kerja. Tapi, kau tak kunjung bangun ketika kutelpon.<br />
<br />
Semuanya kita lalui indah. Walaupun aku tak pernah jadi bagian terpenting dalam hidupmu. Mendengar suaramu dan melihat fotomu, sudah mengobati sedikit kerinduanku.<br />
Kini setelah kepergianmu yang tak ada sedikitpun kata "Selamat Tinggal" kudengar, kau menjadi salah satu inspirasiku dalam setiap tulisan yang kuciptakan.<br />
Sampai sahabatku menjuluki ku "Penyair" setelah aku mulai menulis puisi-puisi tentangmu.<br />
<br />
Kini pena dan buku favoritku pun tak ingin lagi menuliskan kisah dan cerita yang bertema tentang dirimu.<br />
Lihatlah, benda mati pun tahu bahwa aku lelah merindukan dan menyayangimu yang hanya menjadi mimpiku. Kau hanya hidup dalam mimpiku, bukan dalam kehidupan nyataku.<br />
Kata orang, aku bodoh kalau aku menunggu orang yang tak pernah menginginkan aku hadir dalam kehidupannya.<br />
Dan ini yang harus aku lakukan. Mengikuti pena dan buku yang tak ingin lagi bercerita tentangmu, begitupun aku. Yang belajar untuk berhenti bercerita tentangmu.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i><b>Kalau suatu saat kau bahagia</b></i><br />
<i><b> dengan pilihanmu, sadarkan aku</b></i><br />
<i><b> bahwa kau bukan milikku,</b></i><br />
<i><b> Laki-laki dewasaku</b></i><br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-23142282928361687582013-12-23T11:18:00.000-08:002013-12-22T20:18:29.920-08:00Aku, kau dan mimpikuWaktu itu aku duduk didepan teras rumah, menikmati rintik hujan, menikmati dinginnya cuaca saat itu. Tak sedikit pun kupikirkan tentangmu atau pun tentang kita yang dulu pernah ada. Ya itu dulu. Malam itu kita menyaksikan kembang api yang indah, walaupun bukan hanya berdua, kau duduk tepat disampingku. Ntah lah, aku merasa kau berbeda, bahkan tak pernah lagi seperti awalnya.<br />
<br />
Kembang api itu menjadi saksi bisu kedekatan kita malam itu. Dan hingga akhirnya kita memutuskan untuk selalu bersama. Impian yang pernah ada, keinginan yang belum sempat terwujud. Tujuan untuk selalu bersama dan saling mengisi satu sama lain. Ya itu Cita-cita kita, Dulu. ! bukan sekarang. ! Indah walau hanya sesaat. Malam itu baru bisa kunikmati indahnya bola matamu, dan manisnya senyumanmu. Tampan ! Sangat !<br />
<br />
Namun, semua berlalu begitu cepat. Kau mengakhiri semuanya. Setelah kepergianmu, sepi dan sunyi adalah teman setiaku. Teman yang selalu menemani lelap tidurku, teman yang menemani aku untuk menembus angin malam. Setia dalam keseharianku. Tangan ini tak berhenti menulis tentang mu dan tentang KITA yang dulu pernah bersama. Walau hanya sesaat tapi ku percaya itu indah.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>Kepergianmu membuat aku harus bersikap lebih dewasa dalam memilih. Bukan karena kutak ingin jatuh cinta, hanya aku tak mampu terluka dengan alasan yang BODOH ! Kita yang dulu selalu punya cita-cita untuk bersama, sampai kau katakan kau ingin kita abadi. Tapi Tuhan berkata lain. Kau dan aku harus terpisah dalam waktu yang singkat. Ya, mungkin itu yang terbaik.<br />
<br />
Besok, 20 Desember 2013. Tepat 4 bulan kau meninggalkanku. banyak yang datang setelah kau pergi. Tapi aku lebih menghargai hatiku yang sekian kali tersakiti. Kurasa kesendirian itu lebih indah dan lebih baik. Tangan ini mulai menulis puisi indah untuk KITA yang dulu pernah bersama, mengetik cerita tentang kita.<br />
<br />
Berkhayal ingin mewujudkan mimpi itu bersama. Itu hanya khayalan. Dan kau telah pergi tinggalkan KITA yang dulu pernah bersama. Mencoba lari dari kenyataan, mencoba untuk mendustai hati dan perasaan, Tapi Tuhan tak ingin aku menjadi orang yang pendusta, hingga Dia membuatku harus menulis semua tentangmu.<br />
<br />
Tiap malamku berdo'a <i>"ya Allah, hadirkan belahan jiwaku dalam setiap mimpiku, agar aku dan dia mampu bercengkrama dalam tiap mimpiku"</i>. Kau, kau dan lagi-lagi adalah kau. Kau yang hadir dalam tiap mimpiku. Mimpi itu indah. Dalam mimpi itu kau dan aku menjadi satu. Tak pernah beselisih paham. Kau jadi milikku seutuhnya. Mimpi itu kualami hampir disetiap tidurku.<br />
<br />
Kau yang telah melukaiku dan membuatku sulit untuk menghapus luka itu. Walau aku telah memaafkanmu, tapi luka itu belum hilang seutuhnya. Mimpi itu kembalikan luka yang pernah kau goreskan. Aku bertanya "kenapa disetiap aku berdo'a agar belahan jiwaku hadir dimimpiku, malah kau yang telah melukaiku seolah-olah menjadi belahan jiwaku, padahal aku tak ingin kau kembali lagi"<br />
<br />
Pertanyaan demi pertanyaan hadir dalam tiap mimpiku. Apakah kau 'belahan jiwa' yang Tuhan maksudkan ? Aku, kau dan mimpiku, eeolah-olah itu adalah skenario yang Tuhan buat untukku agar aku menghapus luka yang ada demi menerima keputusan-Nya. Aku, kau dan mimpiku, apakah itu Takdir Tuhan ? Kau yang memintaku pergi akankah kau yang memintaku untuk kembali ?<br />
<br />
Apakah tuhan mengizinkan aku dan kau kembali menjadi Kita. ? Karena hatiku masih menolak itu, setelah luka yang kau gores terlalu sakit dan membekas. Aku, kau dan mimpiku masih pertanyaan dalam tiap langkahku.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-56927049875103969782013-12-21T00:00:00.000-08:002013-12-22T21:36:20.431-08:00Bundaku, Idolaku<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgntm0cgjGE5h8kGpPzgHhfa6KUKslKwnI_L41dgmuHZmZ4sctYiER-gKqmjQ4vkUNyzTSgTkTVdD7PMISX8Fx7K4wQlXWyDQt739s_8aFuEINZ0Y_fff5EFVsyrj00AliEXeTVME-qlYw/s1600/993472_565370383532886_562096368_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgntm0cgjGE5h8kGpPzgHhfa6KUKslKwnI_L41dgmuHZmZ4sctYiER-gKqmjQ4vkUNyzTSgTkTVdD7PMISX8Fx7K4wQlXWyDQt739s_8aFuEINZ0Y_fff5EFVsyrj00AliEXeTVME-qlYw/s320/993472_565370383532886_562096368_n.jpg" width="320" /></a>Malam itu aku termenung ditengah ribuan bintang yang menghiasi gelapnya langit malam. Indah sekali. Kuteringat pada sosok perempuan yang dulu selalu menemaniku setiap melewati malam. Senyum indahnya, bahkan gelak tawanya memecah malam yang sepi menjadi ramai dengan tawanya. Dia idolaku. Perjuangannya mendidikku hingga aku menjadi anak yang berprestasi disekolahku. Memanjakanku dengan limpahan kasih sayang dan materi yang Ia miliki.<br />
<br />
Setiap ditanya, "Siapa idola yang selalu kamu rindukan ?"<br />
Aku menjawab, "Bundaku adalah idola yang selalu aku rindukan."<br />
Dalam lelahnya mengurus rumah, dalam letihnya Ia menjaga dan menungguku hingga pulang sekolah. Tak pernah sedikitpun kulihat wajah lesunya, walaupun kutahu bahwa Ia sangat lelah.<br />
<br />
Dalam setiap sujudnya, dalam setiap hela nafasnya, dalam setiap do'anya. Aku. Namaku yang selalu ada dalam tiap do'anya. Pelajaran hidup yang selalu Ia ajarkan padaku. Hingga aku selalu sabar ketika aku berhadapan dengan masalah besar yang aku rasa sulit untuk kujalani. Tapi Ia, Ibundaku, beliau mengajarkan aku menjadi sosok wanita yang kuat, yang suatu saat akan menggantikannya ketika Ia t'lah tiada.<br />
<br />
Idolaku, malaikatku, dan bidadariku. Bundaku. Pesan yang selalu menghantarkan aku pada sebuah kedewasaan, "<i>Nak, jadilah anak yang sholeha, yang akan membawa bunda dan ayah keSyurga yang indah. Berkumpul dalam kenikmatan Syurga-Nya. Jadi anak yang kuat, tak boleh menyerah ketika kakak tahu bahwa kakak tidak bisa menjalaninya sendiri. Ingat nak, kau tak pernah sendiri. Dalam setiap langkahmu, ada do'a ayah dan bunda yang mengiringinya. Ketika semua orang tak yakin akan kemampuanmu, bunda dan ayah yang akan selalu yakin dengan apa yang kau usahakan, nak. Kami disini akan selalu ada untukmu. Untuk anak yang kami banggakan."</i><br />
<i><br /></i>
<br />
<a name='more'></a>Setiap malam kulalui bersama kedua orang tuaku. Tertawa, bersenda gurau, bahkan hal konyolpun selalu kami lewati bersama. Ketika aku berada dalam sebuah kesibukanku, menulis dan belajar, Ia tak pernah lupa menanyakan, "Kak, udah makan ? Makan dulu gih, nanti sakit."<br />
Aku pernah marah ketika bunda membeda-bedakan aku dengan anak yang lain. Sampai aku berkata, "Ya sudah, jadikan aja dia anak bunda, biar kakak dirumah nenek."<br />
Penyesalan yang kurasa, setelah kata-kata itu keluar dari mulutku. Bahkan aku marah dengan diriku sendiri. Seharusnya aku bersyukur dilahirkan dari rahim seorang ibu yang hebat. Ditengah-tengah keluarga yang sederhana tapi selalu menganggap kami kaya dengan kasih sayang Allah.<br />
<br />
Ia tak pernah tidak memberikan apa yang aku minta. Waktu aku kelas 1 dan kelas 2 SMK, aku berhasil menjadi juara 1 dikelas, dan juara umum disekolah. Aku tak pernah tau bahwa ada yang sedang mereka rencakan. Saat libur sekolah, ayah dan bundaku mengajakku kesebuah Pusat Perbelanjaan yang ada di Pekanbaru. Jalan-jalan dengan kedua adikku. Lalu ayah dan bunda mengajak kami ketempat makan yang memang dari dulu kami selalu kesana ketika liburan tiba, ya <i>A&W</i>.<br />
<br />
Setelah hari itu, ayah dan bunda pergi ntah kemana. Aku dan adik-adikku disuruh jaga rumah. Ya, aku memang tidak suka bepergian, aku lebih nyaman berada dirumah. Disela-sela aku dan adik-adikku bermain, bunda pun menelponku, "Kak, mau beli hp tipe berapa nak ?" Ku kira mereka hanya bercanda, lalu kujawab, "Ya yang biasa-biasa aja nda, gak usah mahal-mahal."<br />
<br />
Sepulangnya, ayah dan bunda memberikan aku handphone, ya tidak mahal tapi aku menghargai pemberian mereka. Sejak saat itu aku berusaha untuk terus membuat mereka bangga dengan prestasiku.<br />
Naik kekelas 3 SMK, aku lagi-lagi mendapat juara dikelas dan juara umum disekolah. Ayah membelikanku sebuah motor yang memang pernah aku minta.<br />
<br />
Merekalah yang selalu memenuhi apa yang aku minta dan yang aku inginkan. Membesarkanku dengan cinta dan kasih sayang. Bahkan saat usiaku beranjak 18 tahun, ayah mengirimkan pesan singkatnya melalui BBM, "Selamat milad kakak, moga bertambahnya usia lebih dewasa lagi dalam bersikap. Do'a ayah dan bunda selalu menyertai dalam setiap langkahmu."<br />
<br />
Lengkap kebahagiaanku. Aku memiliki seorang laki-laki yang tangguh dan hebat, memiliki seorang perempuan yang kuat dan bijaksana, memiliki adik-adik yang menyenangkan dan selalu menghibur.<br />
Menjadi anak perempuan satu-satunya dalam keluarga membuat aku harus lebih dewasa agar aku bisa menjalani hidup seperti yang Ia ajarkan.<br />
<br />
Tak pernah sedikitpun aku menginginkan orangtuaku menangis karena kecewa. Aku ingin melihat mereka tersenyum bahagia. Prestasiku bahkan kadang sedikit rejekiku takkan mampu membayar kasih sayang Ibunda yang telah menjadikan aku anak yang kuat.<br />
Suatu hari aku pernah berdo'a kepada Tuhan, "Ya Allah, ketika umurku tak sampai untuk membahagiakan Ibunda yang telah melahirkanku, tak sampai untuk membahagiakan Ayahanda yang telah berjuang untuk kehidupan dan pendidikanku. Bukakanlah pintu-pintu kebahagiaan untuk adik-adikku, agar mereka yang akan membahagiakan ayah dan ibundaku. Dan bahagiakan keluargaku dengan limpahan kasihsayang-Mu ya rabb. Tak ada yang bisa aku berikan untuk saat ini kepada mereka, melainkan prestasi yang dapat membanggakan mereka."<br />
<br />
Bahkan hingga saat ini, aku tidak mengidolakan seorang artis. Aku hanya mengidolakan Rabb-ku, Nabi-ku, dan kedua orang tuaku.<br />
Ibundaku adalah idolaku. Dan Ia adalah kunci kesuksesanku. Karena tanpa do'a dan bimbingannya, aku bukanlah siapa-siapa. Walaupun aku telah beranjak dewasa, peluk hangatnya tak pernah lepas. Bahkan selalu memanjakanku.<br />
<br />
<br />
Dari kami, anak-anakmu<br />
Untuk yang tercinta, Ibundaku<br />
<br />
Selamat Hari Ibu, Bunda.<br />
Tetap menjadi Ibu terhebat bagi kami anak-anakmu.<br />
Tetap menjadi Malaikat bagi kami.<br />
Dan tetap menjadi Bidadari indah dalam hidup kami.<br />
<br />
Love You So Much.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Tertanda<br />
<br />
<br />
Riska, Rehan, Rifqiy<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-10287276558345796472013-12-08T05:08:00.001-08:002013-12-08T05:08:41.384-08:00Ternyata Aku Jatuh Cinta<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
Awalnya canda, tawa itu ku kira hanya hal kecil biasa. Tertawa lepas karena kekonyolanmu. Mobil itu menjadi saksi bisu kedekatan kita selama 4 bulan lamanya. Ponsel ku dan ponsel mu juga saksi bisu percakapan bodoh kita berdua.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
Kekonyolan bodoh yang kau buat, tertawa, bercanda dalam mobil yang awalnya ku kira kita hanya teman,bukan ? lalu bagaimana aku harus menyikapi sikap peduli dan perhatianmu selama ini ?</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
“Dek temenin abang jalan malam minggu ya ?” itu kata yang sempat kau lontarkan,</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
“hmm.. gimana yaa, liat nanti deh “</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
“pokoknya harus mau”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
</div>
<a name='more'></a> Dasar cowok aneh, ngajak malah maksa. Oopsss! Aneh.aneh aku nyaman dengannya. Dibalik kaca mobil itu, wajah tampan mu selalu ada. Tissue dan pelembab wajah pun ada didalam mobilmu. Awalnya ku kira aneh, mana ada cowok sekarang yang didalam mobilnya ada pelembab wajah. Oh My God ! dunia terbalik Tuhan.!<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
Malam itu, kau bertemu dengan ku dipersimpangan jalan, ya dengan jaket hitam dan helm abu.abu yang sering kau gunakan. So handsome. :) hihihihi kita pergi ke sebuah Department Store yang sering kau kunjungi. Ya, kau mengajak ku membeli sesuatu untuk tablet mu. Setelah itu kau ajak aku makan, sayangnya aku tidak bisa makan malam diatas jam 7.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
Aneh.beribu aneh...</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
Kau memesan makanan yang kau yakin enak dan akan kau habiskan. Ternyata makanan itu tak seperti makanan yang biasa kau pesan. Lalu, kau menyuruh ku untuk membantumu menghabiskan makanan itu. Diresto itu candaan kita kembali ada. Mungkin bagimu candaan itu adalah hal yang biasa. Tapi bagi ku, itu adalah hal yang jarang ku rasakan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
“bantuin dek ngabisinnya”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
“gak ah yang mesen siapa ? kog adek yang ngabisin”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
“tolongin aja. Enek makannya”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
Tuhan, dia manja, penuh dengan kejutan, kenapa aku bisa menyukai laki-laki dewasa itu ?</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
Di perjalanan pulang, kau mulai lagi dengan candaan yang konyol, ku tertawa dan kadang merasa enek dengan tingkah mu yang bodoh. Tapi itu yang membuat ku nyaman bersamamu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
Dan sejak malam itu, dan malam selanjutnya ku lalui dengan kenangan indah saat bersamamu. Wangi mu yang khas, dan jalannya mu yang tegap. Kadang aku melihat orang seperti itu ditengah keramaian, ku kira dirimu, ternyata salah. Aku merindukanmu ditengah keramaian dan sepi nya malam. kini kau tak lagi bisa menemani keseharianku seperti dulu. Kau pergi Dan tak kembali.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 1.3em; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
Dan sejak saat itu baru aku sadari, aku jatuh cinta. Ya tuhan, aku jatuh cinta dengan laki-laki penuh kejutan itu.</div>
<blockquote style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', 'Bitstream Charter', Times, serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<div style="margin-bottom: 1.3em;">
Aku jatuh cinta, pada Dia yang mempesona.</div>
</blockquote>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-87686809278112191342013-12-07T20:10:00.000-08:002013-12-07T05:10:42.825-08:00Dan Akhirnya kita berbeda<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hari itu ku yakini kau bisa menjadi
milikku. Disaat semua yang kita lalui bersama menjadi indah dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tak <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terlupakan.
Kau bilang sayang saat itu didalam mobil. Saat malam minggu kau pulang
hujan-hujanan juga kau jawab pernyataan ku tentang rasa sayang ku padamu saat
itu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kau
hubungi aku. Kau bilang kau masih merindukanku. Namun, apa yang terjadi ?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kau pergi
dan bahkan tak pernah kembali. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“ya abang jugak sayang sama adek,
tpi mungkin untuk sekarang kita gak bisa bersama dulu.” Itu pesan singkat mu
yang sampai saat ini masih ku ingat. Dan semenjak malam itu, kau perlahan-lahan
mulai menjauhi ku. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Terakhir kau datang adalah malam
pukul 21.00, tepatnya malam minggu, kau bertemu ibunda ku, saat itu sangat
takjub dengan keberanianmu. Saat dalam perjalanan pulang kau hubungi aku hanya
karena kau bilang masih merindukanku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dan sejak saat itu pula rasa sayang
ini semakin dalam, dan tak bisa hilang walau ada orang lain bersamaku. Mungkin hanya
aku yang menyayangi mu, dan kau tidak menyayangiku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: 12.0pt;"> Bahkan
aku sering ingat sabtu di saat kau tak kuliah, kau coba menghubungi ku dan
membuat janji untuk jalan malam minggu itu. Tapi sekarang semuanya berubah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: 12.0pt;"> Kau
hanya kenangan indah yang bisa ku simpan, dan mungkin aku hanya iklan kecil
dalam hidup mu. Dan sejak kepergianmu, baru aku sadari, kau tak pernah
merasakan apa yang selalu aku rasakan padamu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Kita
berbeda dan takkan mungkin bisa bersama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4294327362018313990.post-44633750705381863412013-12-06T20:00:00.000-08:002013-12-06T04:55:59.064-08:00Selamat Ulang Tahun Laki-laki DewasakuSetelah aku pergi dari tempat yang sibuk itu. Tempat dimana aku bertemu dengan laki-laki dewasa :)<br />
Aku mulai lalui hari tanpa dia, tanpa kehadirannya.<br />
08 Juni 2013, 0:00 WIB<br />
Hari dimana usianya bertambah. Ya, kini usianya sudah seperempat abad. ku kirim kata-kata selamat ke Wall Facebook nya, dan ku kirim pesan singkat ke no ponselnya.<br />
<br />
"Selamat Ulang Tahun abang,<br />
moga dimudahkan langkah dan rezekinya,<br />
pokoknya makin-makin deh, amin."<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Awalnya ku kira dia tak mungkin membalas pesan singkat ku, yang ku rasa tak penting baginya. Namun, tiba-tiba ponsel ku berdering, ku lihat ada SMS masuk. ku baca :<br />
<br />
"Amin, Makasih Adek :*<br />
adek orang pertama yang ngucapinnya,<br />
makasih adek :*"<br />
<br />
Hati ku yang awalnya letih dan lelah dengan sejuta aktivitas sekolah, kembali ceria ntah karena apa, namun akhirnya ku sadari, aku senang melihat balasan dari pesan singkat yang ku kirim untuknya. Laki-laki yang tidak suka paha ayam itu, :)<br />
Laki-laki dewasa yang sengak dan Serba Sengak deh pokoknya.<br />
<br />
Setelah hari itu, komunikasi antara kami pun hilang. Mungkin karena Dia telah memiliki orang yang Dia inginkan. Toh, aku bukan siapa-siapa baginya. Jangankan orang teristimewa, jadi kekasihnya pun ku tidak. Mana mungkin ia ingin menghubungi ku lagi.<br />
<br />
Dan sejak saat itu juga dia pergi tanpa kabar dan bahkan tak kembali.<br />
Ingin rasanya, aku ingin melihat nya dari dekat dan mengucapkan "Happy B'day" secara langsung dengannya. Tapi itu tak mungkin. Itu hanya mimpiku, dan memilikinya pun adalah mimpiku. Tak mungkin laki-laki dewasa itu jadi milikku.<br />
<br />
Dan malam ini, tepat dihari ulang tahunnya, ku berdo'a <br />
"ya Tuhan, apa yang buat dia bahagia dekatkan,<br />
apa yang buat dia bersedih jauhkan.<br />
jadikan dia seorang pemimpin yang baik untuk orang-orang yang akan dipimpinnya nanti.<br />
amin."<br />
<br />
Selamat Ulang Tahun Laki-laki Dewasaku :)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04085616518504645792noreply@blogger.com0