Design by : Riska Maghfira. Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 15 Maret 2014

Ayah bilang, Aku gadis Hebat

Suatu hari aku duduk diteras rumah, aku melihat indahnya langit malam. Kelap kelip bintang, dan terangnya sinar rembulan. Ayah tiba-tiba datang menghampiriku sambil mendekapku, lalu mengatakan, "Little Angelnya ayah tu hebat". Aku terkejut dan langsung melepas dekapan ayah.
"Maksud ayah ?".

Ayah perlahan menatap mataku dengan penuh cinta dan kasih sayangnya.
"Nak, ayah tau kau lelah belajar. Ayah tau kau capek. Lihatlah nak, matamu sudah seperti mata panda karena kekurangan tidur. Lihatlah rambutmu yang mulai rontok dan fisikmu yang mulai lemah. Ayah tau kau tak sanggup. Tapi semuanya kau sembunyikan. Ayah tau saat pulang sekolah kau capek dan ingin tidur sebentar, tapi demi adikmu, kau hilangkan rasa itu untuk menemaninya bermain. Nak, dari sekian banyak anak teman ayah, tak ada yang sepertimu. Tak ada yang sanggup untuk tidak tidur demi belajar. Ayah tak menginginkanmu kerja sambil kuliah bukan ayah egois. Hanya saja, ayah tak mau kau kelelahan hingga nanti ayah melihatmu kembali terbaring diatas tempat tidur dengan keadaan tak berdaya."


Ayah berhenti berbicara, lalu aku menghela nafas, dan berkata,"Ayah, perjuangan yang aku lakukan, tak berarti dibandingkan dengan perjuangan Ayah dan Bunda yang membesarkan aku dan mendidik aku menjadi anak yang sekarang. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan, ayah. Mimpimu dan mimpi kita adalah harga mahal yang harus aku perjuangkan. Bukankah ayah pernah bilang,"nak tak ada yang bisa ayah beri nanti, kecuali ilmu bukan harta yang banyak", iya kan ayah ? Nah sekarang, ilmu kerja keras, ilmu pantang menyerah yang aku lakukan dan itu aku dapat dari ayah."

Ayah memelukku erat, lalu berkata, "Nak, kau seorang perempuan, tapi kegigihanmu bak seorang laki-laki. Dulu saat duduk dibangku SD, kau bukan sosok perempuan yang lembut nak, kau Tomboy. Tapi sekarang ayah lihat, kau berubah, menjadi perempuan yang lembut, bijaksana, dewasa, pekerja keras. Kau hebat nak. Kau gadis ayah yang hebat."

Dalam dekapannya, aku menangis, dan berkata, " ayah, semua aku lakukan untuk kebahagiaanmu dan bunda. Tak ada yang lebih membuat aku bahagia, melainkan kebahagiaan kalian. Ayah, aku hanya gadis biasa. Yang masih banyak kekurangannya. Mungkin karena aku dilahirkan dari seorang malaikat yang hebat makanya aku menjadi anak yang hebat. Dan aku dibimbing oleh Raja yang hebat. Ayah, ini demi mu dan bunda."

Ayah melepas pelukannya, lalu berkata, "Tetap nak, kau gadis ayah yang hebat. yang masih mampu tersenyum padahal lelah, yang masih sanggup untuk bertahan padahal kau ingin terjatuh. Tak ada yang mengganti kata-kataku nak, kau tetap gadis hebatnya ayah sampai kapanpun. Tetap ceria seperti ini nak, tunjukkan pada duniamu, bahwa kau tak pantas diremehkan. Aku menyayangimu gadis kecilku."

"Ayah aku sudah 18 tahun, jangan panggil aku gadis kecil lagi..."
Lagi-lagi ayah mengkecup keningku, "Kau tetap gadis kecil ayah yang hebat nak, sampai kapanpun"
aku memeluk ayah dan mengatakan, "Aku sayang ayah"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar