Aku berjalan
ditengah kerumunan banyak orang. Aku mulai kembali coba memasuki dunia yang
dulu sempat kujauhi. Namun aku tetap merasa sendiri, ntah karena aku yang tak
peduli orang lain, atau karena aku merindukanmu. Aku rindu dengan semua suasana
kita yang dulu. Aku yang setiap saat kau temani walau hanya lewat suara. Kita
yang dulu begitu harmonis ntah mengapa berubah menjadi tragis. Aku rindu
manjamu, sayang.
Kini aku
yang bodoh atau kau yang tidak peka dengan semuanya. Cobalah pahami sayang.
Pahami sedikit hati ini. Aku rindu dengan suara manjamu, aku rindu dengan semua
hal konyol antara kita. Aku rindu semuanya sayang, aku rindu. Aku coba mencari
kesibukan agar tak terlalu rindu denganmu, tapi gagal. Kau terlalu terbiasa
hadir dalam hari-hariku, lalu aku harus membiasakan diri untuk tidak
merindukanmu? Aku tak bisa.
“Miss you
honey.” Aku rindu kata-kata itu sayang. Aku rindu suara manja ketika kau
mengatakan itu padaku. Kemana dirimu yang aku kenal sayang ? Kemana ? Adakah
yang bisa menggantikan posisiku kini ? Apakah kau telah temukan yang lebih baik
? Katakan sayang, katakan padaku agar aku siap menerima semua keputusanmu. Kau mengacuhkanku
dan seolah-olah menganggapku tak ada. Sebenarnya, aku siapamu ? Kekasihmu ?
Atau hanya teman ? Atau mungkin adikmu ? Atau mungkin aku hanya hiburan disaat
kau lelah ?
Aku memang
bodoh, sangat bodoh. Bodoh karena aku terlalu berharap kau peduli dengan rasa
ini, terlalu berharap kau peduli dengan hati yang kau abaikan. Kurang sabarkah
aku, sayang ? Atau aku kurang memperdulikanmu ? Katakan agar hati ini tak lagi
mempertanyakan semuanya.
Kini yang
bisa aku lakukan adalah aku membiarkanmu menikmati hari-harimu tanpa aku. Nikmati
duniamu sayang, nanti ketika kau jenuh dengan duniamu jangan coba masuk
keduniaku yang belum kau kenali. Ya aku yang terlalu bodoh. Sangat bodoh. Menyerahkan
semua hati ini untuk kau miliki, setelah itu kau abaikan, kau sia-siakan dan
bahkan kau campakkan.
Awalnya ku
yakin kau akan membahagiakanku tidak seperti mereka yang dulu pernah hadir dan
meninggalkan luka untukku. Yang tidak mengerti inginku. Dan bahkan menyia-nyiakan
kesabaran dan ketulusanku. Kulihat bagaimana perjuanganmu mendapatkanku. Dan ternyata
itu hanya sesaat sayang. Aku hanya melihat perjuanganmu diawal. Apakah kau sama
dengan mereka yang sebelumnya ? Apakah kau hanya memperjuangkan aku diawal lalu
mengabaikanku seperti mereka ?
Sekarang akan
kubiarkan kau menikmati duniamu, begitupun denganku. Aku ingin menghilangkan
kebodohanku karena terlalu berharap kau peka dan peduli ternyata kau sama
sekali tak peduli dengan semuanya. Selamat tinggal jiwa yang dulu kukagumi dan
kubanggakan. Suatu saat kau akan mengerti tentang hati yang kau abaikan.
Dari aku
yang selalu bangga dan menyebutmu dalam do’a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar