Design by : Riska Maghfira. Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 23 Desember 2013

Aku, kau dan mimpiku

Waktu itu aku duduk didepan teras rumah, menikmati rintik hujan, menikmati dinginnya cuaca saat itu. Tak sedikit pun kupikirkan tentangmu atau pun tentang kita yang dulu pernah ada. Ya itu dulu. Malam itu kita menyaksikan kembang api yang indah, walaupun bukan hanya berdua, kau duduk tepat disampingku. Ntah lah, aku merasa kau berbeda, bahkan tak pernah lagi seperti awalnya.

Kembang api itu menjadi saksi bisu kedekatan kita malam itu. Dan hingga akhirnya kita memutuskan untuk selalu bersama. Impian yang pernah ada, keinginan yang belum sempat terwujud. Tujuan untuk selalu bersama dan saling mengisi satu sama lain. Ya itu Cita-cita kita, Dulu. ! bukan sekarang. ! Indah walau hanya sesaat. Malam itu baru bisa kunikmati indahnya bola matamu, dan manisnya senyumanmu. Tampan ! Sangat !

Namun, semua berlalu begitu cepat. Kau mengakhiri semuanya. Setelah kepergianmu, sepi dan sunyi adalah teman setiaku. Teman yang selalu menemani lelap tidurku, teman yang menemani aku untuk menembus angin malam. Setia dalam keseharianku. Tangan ini tak berhenti menulis tentang mu dan tentang KITA yang dulu pernah bersama. Walau hanya sesaat tapi ku percaya itu indah.


Kepergianmu membuat aku harus bersikap lebih dewasa dalam memilih. Bukan karena kutak ingin jatuh cinta, hanya aku tak mampu terluka dengan alasan yang BODOH ! Kita yang dulu selalu punya cita-cita untuk bersama, sampai kau katakan kau ingin kita abadi. Tapi Tuhan berkata lain. Kau dan aku harus terpisah dalam waktu yang singkat. Ya, mungkin itu yang terbaik.

Besok, 20 Desember 2013.  Tepat 4 bulan kau meninggalkanku. banyak yang datang setelah kau pergi. Tapi aku lebih menghargai hatiku yang sekian kali tersakiti. Kurasa kesendirian itu lebih indah dan lebih baik. Tangan ini mulai menulis puisi indah untuk KITA yang dulu pernah bersama, mengetik cerita tentang kita.

Berkhayal ingin mewujudkan mimpi itu bersama. Itu hanya khayalan. Dan kau telah pergi tinggalkan KITA yang dulu pernah bersama. Mencoba lari dari kenyataan, mencoba untuk mendustai hati dan perasaan, Tapi Tuhan tak ingin aku menjadi orang yang pendusta, hingga Dia membuatku harus menulis semua tentangmu.

Tiap malamku berdo'a "ya Allah, hadirkan belahan jiwaku dalam setiap mimpiku, agar aku dan dia mampu bercengkrama dalam tiap mimpiku". Kau, kau dan lagi-lagi adalah kau. Kau yang hadir dalam tiap mimpiku. Mimpi itu indah. Dalam mimpi itu kau dan aku menjadi satu. Tak pernah beselisih paham. Kau jadi milikku seutuhnya. Mimpi itu kualami hampir disetiap tidurku.

Kau yang telah melukaiku dan membuatku sulit untuk menghapus luka itu. Walau aku telah memaafkanmu, tapi luka itu belum hilang seutuhnya. Mimpi itu kembalikan luka yang pernah kau goreskan. Aku bertanya "kenapa disetiap aku berdo'a agar belahan jiwaku hadir dimimpiku, malah kau yang telah melukaiku seolah-olah menjadi belahan jiwaku, padahal aku tak ingin kau kembali lagi"

Pertanyaan demi pertanyaan hadir dalam tiap mimpiku. Apakah kau 'belahan jiwa' yang Tuhan maksudkan ? Aku, kau dan mimpiku, eeolah-olah itu adalah skenario yang Tuhan buat untukku agar aku menghapus luka yang ada demi menerima keputusan-Nya. Aku, kau dan mimpiku, apakah itu Takdir Tuhan ? Kau yang memintaku pergi akankah kau yang memintaku untuk kembali ?

Apakah tuhan mengizinkan aku dan kau kembali menjadi Kita. ? Karena hatiku masih menolak itu, setelah luka yang kau gores terlalu sakit dan membekas. Aku, kau dan mimpiku masih pertanyaan dalam tiap langkahku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar