Design by : Riska Maghfira. Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 23 Desember 2013

Semua Tentangmu

Malam itu aku ingin sekali kembali menulis tentangmu yang pernah hadir dalam hidupku. Kembali mengingat kenangan indah antara kau dan aku yang tak pernah menjadi KITA. Kenangan yang selalu hadir ketika sepi yang kurasa kembali lagi disetiap malamku. Lagu "A Thousand Years" yang dinyanyikan oleh "Christina Perri" kembali mengingatkan aku kepada sosok laki-laki yang mengagumkan.
Kau adalah laki-laki pertama yang membuat aku kagum dengan semua kelebihanmu. Laki-laki yang sangat dewasa. Yang banyak mengajarkanku tentang kehidupan.

Saat itu, aku selalu siap kau hubungi ditengah malam, padahal kadang aku telah terlelap dalam lautan mimpi indahku. Mendengar ceritamu ditengah-tengah dinginnya malam, aku bahagia walaupun dalam keadaan kantuk yang kadang tak bisa kulawan. Aku selalu siap mendengar semua curhatanmu tentang masalalumu dulu. Awalnya kurasa biasa, tapi lama-lama aku sakit ketika kau bercerita tentang mantanmu. Aku sendiri tak tahu apa yang harus kulakukan, ketika aku mendengar ceritamu. Apa aku berpura-pura perduli ? atau Aku harus mengalihkan pembicaraan itu ?
Aku sendiri bingung. Tapi aku harus menyadarkan diriku, bahwa aku bukan siapa-siapa dalam hidupmu.

Tiga bulan aku kenal dan dekat denganmu. Melewati hari-hari yang indah walau hanya sebentar. Makan siang bersama, shalat bersama, walaupun saat itu kau bukan imam dalam shalat. Tertawa dan bersenda gurau bersama. Melewati malam bersama walaupun tidak terlalu sering. Bercerita ditengah malam yang sunyi. Tidak bisa tidur jika aku tak mendengar kabar darimu.
Tapi aku coba sadar, "Hello Ca, sadar dong. Kamu bukan siapa-siapa dia, jadi pacar aja gak pernah, penting banget dia mau ngabarin kamu."
Lagi-lagi aku coba tepis semua kerinduanku pada sosok laki-laki itu.


Hari minggu itu. Kau menghubungiku saat berada dikampus. Tepatnya saat sedang makan siang. Saat itu aku baru mengistirahatkan badanku dari aktivitas hari minggu yang sangat membosankan, tapi kadang menyenangkan.
Aneh kurasa. Jarang kau menghubungiku disiang hari, biasanya kau menghubungiku dimalam hari saat aku sedang terlelap tidur.
Kau selalu menyempatkan diri untuk menghubungiku ketika aku minta tolong untuk membangunkanku dari tidurku agar aku bisa melaksanakan shalat tahajud. Kadang setelah percakapan panjang diponsel itu, kau mengingatkanku untuk membangunkanmu pagi-pagi, agar kau tak terlambat berangkat kerja. Tapi, kau tak kunjung bangun ketika kutelpon.

Semuanya kita lalui indah. Walaupun aku tak pernah jadi bagian terpenting dalam hidupmu. Mendengar suaramu dan melihat fotomu, sudah mengobati sedikit kerinduanku.
Kini setelah kepergianmu yang tak ada sedikitpun kata "Selamat Tinggal" kudengar, kau menjadi salah satu inspirasiku dalam setiap tulisan yang kuciptakan.
Sampai sahabatku menjuluki ku "Penyair" setelah aku mulai menulis puisi-puisi tentangmu.

Kini pena dan buku favoritku pun tak ingin lagi menuliskan kisah dan cerita yang bertema tentang dirimu.
Lihatlah, benda mati pun tahu bahwa aku lelah merindukan dan menyayangimu yang hanya menjadi mimpiku. Kau hanya hidup dalam mimpiku, bukan dalam kehidupan nyataku.
Kata orang, aku bodoh kalau aku menunggu orang yang tak pernah menginginkan aku hadir dalam kehidupannya.
Dan ini yang harus aku lakukan. Mengikuti pena dan buku yang tak ingin lagi bercerita tentangmu, begitupun aku. Yang belajar untuk berhenti bercerita tentangmu.




                                                                                                             Kalau suatu saat kau bahagia
                                                                                                           dengan pilihanmu, sadarkan aku
                                                                                                                      bahwa kau bukan milikku,
                                                                                                                                 Laki-laki dewasaku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar